Pasha Ungu Tak Tahu, Cerita Sewa Rumah Rp3 Juta Per Hari Datang dari Wakil Ketua DPR Sendiri

Kamis, 28 Agustus 2025 | 07:00 WIB
Pasha Ungu Tak Tahu, Cerita Sewa Rumah Rp3 Juta Per Hari Datang dari Wakil Ketua DPR Sendiri
Pasha Ungu di kawasan Cawang, Jakarta (23/8/2022) [Suara.com/Adiyoga Priyambodo]

Suara.com - Anggota DPR RI, Sigit Purnomo Said atau yang lebih dikenal sebagai Pasha Ungu, ikut buka suara terkait kenaikan tunjangan bagi para wakil rakyat yang kini mendapat sorotan tajam masyarakat.

Pasha menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada kenaikan tunjangan yang ia terima sebagai anggota dewan.

Hal tersebut diungkapkannya saat menjadi bintang tamu di podcast "Curhat Bang" yang dipandu oleh Denny Sumargo, yang tayang di YouTube hari ini, Rabu, 27 Agustus 2025.

Dalam perbincangan yang juga dihadiri oleh pengamat ekonomi dan kebijakan publik, Ferry Irwandi, Pasha mempertanyakan sumber informasi mengenai kenaikan tunjangan tersebut.

Dirinya merasa perlu memberikan penjelasan yang akurat agar tidak terjadi kesalahpahaman di tengah publik.

"Yang dikatakan kenaikan tunjangan itu dari sisi mana, yang mana? Saya merasa sebagai anggota DPR belum ada loh tahun ini," ujar Pasha.

Pria yang pernah menjabat sebagai Wakil Wali Kota Palu itu mengaku bingung dengan narasi yang berkembang, terutama mengenai hitung-hitungan kenapa nominal tersebut dirasa sudah tepat.

"Itu yang saya katakan, itu hitungan dari mana?," tanyanya.

Salah satu yang cukup disorot Pasha tentu terkait hitung-hitungan biaya sewa rumah untuk para anggota parlemen, yang sempat diklaim Wakil Ketua DPR RI, Adies Kadir mencapai Rp3 juta per hari.

Baca Juga: Daftar 17 BUMD di Sulsel Rugi, Jadi Beban Pemerintah

"Saya juga bingung. Saya datang ke sini nih, lagi nyari tahu, dari mana Rp3 juta ini?," kata lelaki yang juga vokalis Ungu tersebut.

Sebagaimana diketahui, anggota DPR RI periode 2024-2029 direncanakan mendapat tunjangan bulanan senilai Rp50 juta sebagai kompensasi atas tidak adanya fasilitas rumah dinas, mulai Oktober 2024 hingga Oktober 2025.

Wacana tersebut menuai reaksi keras dari masyarakat, karena mereka sendiri sedang dihadapkan pada situasi perekonomian yang tidak menentu.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI

Ingin dapat update berita terbaru langsung di browser Anda?