- Ernest Prakasa mengkritik kebijakan pendidikan pemerintah yang tidak fokus.
- Pemerintah tidak memprioritaskan kenaikan gaji guru dan tenaga pengajar.
- Program pemerintah (MBG dan Smart TV) tidak menjawab masalah kesejahteraan.
Suara.com - Sutradara sekaligus komika, Ernest Prakasa, melontarkan kritik tajam terhadap kebijakan pemerintah di sektor pendidikan.
Melalui akun Instagram pribadinya, lelaki 43 tahun itu menyindir program yang dianggap tidak sejalan dengan tuntutan rakyat, yakni kenaikan gaji para tenaga pengajar.
Unggahan yang diunggah pada Selasa, 16 September 2025 itu pun sontak viral dan menuai beragam reaksi dari warganet.
Dalam unggahannya, sutradara film 'Cek Toko Sebelah' itu menampilkan sebuah gambar berisi tulisan bernada satir.
Gambar tersebut secara eksplisit membandingkan tuntutan kenaikan gaji guru dengan respons pemerintah yang justru memberikan program lain.
Tulisan tersebut berbunyi, "Naikkan gaji guru! Baik, kami akan bagikan MBG," dan "Naikkan gaji guru! Baik, kami akan bagikan Smart TV."
Kritik ini merujuk pada dua program pemerintah yang belakangan memang tengah menjadi sorotan publik.
Pertama adalah program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicetuskan pada masa pemerintahan Prabowo Subianto.
Program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah, ibu hamil, dan menyusui. Belakangan, program ini diperluas sasarannya hingga mencakup para guru dan tenaga pendidik.
Baca Juga: Ekonom UI Kritik Rencana Suntikan Rp200 T ke Bank: Salah Sasaran, Masalahnya Lemahnya Permintaan
Program kedua yang disinggung Ernest adalah pembagian Smart TV atau layar digital pintar ke sekolah-sekolah di seluruh Indonesia.
Kebijakan ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk mempercepat digitalisasi pendidikan dan mengatasi masalah kekurangan guru di daerah terpencil melalui pembelajaran jarak jauh.
Hingga akhir tahun 2025, pemerintah menargetkan 330 ribu sekolah akan menerima fasilitas ini.
Melalui unggahannya, Ernest seolah ingin menyampaikan bahwa kedua program tersebut, meskipun memiliki niat baik, tidak menjawab akar permasalahan utama yang dihadapi para pahlawan tanpa tanda jasa, yaitu kesejahteraan.
Hal ini tersirat dari keterangan singkat yang ia tuliskan pada unggahannya. "Saya bingung," kata Ernest.
Pernyataan singkat dari sutradara yang juga aktif mengomentari isu-isu sosial dan politik ini sontak memicu diskusi panjang di kolom komentar.
Banyak warganet yang setuju dengan pandangan Ernest dan turut menyuarakan keprihatinan mereka terhadap prioritas kebijakan pemerintah di bidang pendidikan.
Hingga berita ini diturunkan, unggahan Ernest Prakasa tersebut telah disukai oleh lebih dari 15 ribu pengguna Instagram dan mendapat ratusan komentar.
Kritikan ini menambah panjang daftar sorotan publik terhadap kebijakan pendidikan pemerintah, yang diharapkan dapat lebih fokus pada peningkatan kesejahteraan guru sebagai garda terdepan pencetak generasi penerus bangsa.