Sejarah Pondok Pesantren Lirboyo, Telah Berdiri Sejak Tahun 1910

Yohanes Endra Suara.Com
Rabu, 15 Oktober 2025 | 14:40 WIB
Sejarah Pondok Pesantren Lirboyo, Telah Berdiri Sejak Tahun 1910
Ponpes Lirboyo (Dok Lirboyo)

Suara.com - Baru-baru ini, Pondok Pesantren Lirboyo yang terletak di Kediri, Jawa Timur tengah menjadi sorotan pengguna media sosial.

Hal ini menyusul dengan tayangan di program Xpose Uncensored pada Senin 13 Oktober 2025 yang diduga melecehkan Pondok Pesantren Lirboyo.

Dalam tayangan program tersebut, menampilkan santri dan kiai sepuh dari pondok pesantren dan disertai narasi yang mana para santri harus berjalan duduk (ngesot) untuk bisa mencium tangan Kiai.

Narasi tersebut dinilai melecehkan martabat ulama, khususnya Kiai sepuh ponpes Lirboyo.

Lantaran tayangan tersebut, tagar #BoikotTrans7 pun viral di media sosial, terutama platfom X, sebagai bentuk kekecewaan publik terhadap narasi yang dibuat oleh program tersebut.

Bersamaan dengan insiden ini, tak sedikit dari masyarakat yang mencari tau tentang sejarah ponpes tersebut.

Kegiatan Santri Ponpes Lirboyo
Kegiatan Santri Ponpes Lirboyo

Sejarah Pondok Pesantren Lirboyo

Dilansir dari berbagai sumber, Pondok Pesantren (Ponpes) Lirboyo merupakan salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur.

Alumninya telah tersebar di seluruh penjuru dunia. Ponpes ini terletak di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur.

Baca Juga: Tayangan Soal Ponpes Lirboyo Tuai Kecaman, Trans7 Akhiri Kerja Sama dengan Rumah Produksi

Pondok Pesantren Lirboyo berdiri sekitar tahun 1910 di Kediri, Jawa Timur.

Cikal bakalnya dimulai dari pengajian kecil yang diasuh oleh KH Abdul Karim, atau yang lebih dikenal dengan nama Mbah Manab.

Beliau merupakan ulama asal Magelang , Jawa Tengah yang dikenal zuhud dan berilmu tinggi. 

Setelah menimba ilmu di berbagai pesantren ternama seperti Bangkalan dan Tebuireng, Mbah Manab memutuskan untuk menetap di daerah Lirboyo.

Di lokasi inilah ia mulai mengajar kitab kuning kepada masyarakat sekitar.

Semula, pengajian itu hanya diikuti beberapa santri, namun seiring waktu berkembang pesat hingga membentuk pondok yang terstruktur.

Masjid pun menjadi bangunan pertama yang ia dirikan, diiringi oleh pembangunan ruang belajar dan asrama santri. 

Pada 1925, Mbah Manab mendirikan Madrasah Hidayatul Mubtadiin, lembaga pendidikan formal pertama di Lirboyo yang menggunakan sistem klasikal dengan jenjang belajar bertingkat.

Meski demikian, metode sorogan dan bandongan tetap dipertahankan sebagai ciri khas pesantren salaf.

Diketahui pula, Pondok Pesantren Lirboyo berpegang teguh pada paham Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) dengan landasan mazhab Syafi’i dalam bidang fikih, Asy’ariyah–Maturidiyah dalam akidah, serta tarekat mu’tabarah dalam bidang tasawuf.

Prinsip ajaran dalam ponpes ini menekankan keseimbangan antara akal, dalil, dan spiritualitas.

Dalam keseharian, santri Lirboyo dibiasakan untuk mengkaji kitab kuning secara mendalam, seperti Fathul Qarib, Taqrib, Tafsir Jalalain, Alfiyah Ibnu Malik, Ihya Ulumuddin, hingga Kiyafat Akhyar.

Pelajaran disampaikan dengan metode wetonan (pengajian massal) dan sorogan (bimbingan personal), yang menumbuhkan kemampuan analisis serta pemahaman mendalam terhadap teks-teks klasik.

Kontributor : Anistya Yustika

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI