Cak Imin Ikut Geram, Sebut Trans7 Sinis dan Kambinghitamkan Pesantren Lirboyo: Kita Protes!

Rabu, 15 Oktober 2025 | 13:47 WIB
Cak Imin Ikut Geram, Sebut Trans7 Sinis dan Kambinghitamkan Pesantren Lirboyo: Kita Protes!
Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar atau Cak Imin. (Suara.com/Lilis)
Baca 10 detik
  • Menko PMK Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengecam keras tayangan Trans7, menilainya sinis dan secara tidak adil mengkambinghitamkan Pesantren Lirboyo
  • Kontroversi dipicu oleh narasi program “Xpose Uncensored” yang mengaitkan tradisi cium tangan santri dengan amplop dan menuding pengurus pesantren bergaya hidup mewah
  • Meskipun Trans7 telah meminta maaf, KPI didesak publik untuk menindaklanjuti kasus ini secara serius di tengah menguatnya seruan boikot terhadap stasiun televisi tersebut

Suara.com - Kontroversi panas yang menyeret stasiun televisi Trans7 terkait dugaan pelecehan terhadap Pesantren Lirboyo, Kediri, akhirnya memancing reaksi keras dari Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhaimin Iskandar. Pria yang akrab disapa Cak Imin ini secara tegas mengecam narasi program yang dianggap menyudutkan tradisi pesantren dan para kiai.

Di tengah menguatnya tagar #BoikotTrans7 di media sosial, Cak Imin menyoroti cara pemberitaan yang ia nilai tidak pantas dan cenderung sinis dalam menampilkan kehidupan pesantren.

Menurutnya, media massa memiliki tanggung jawab besar dan harus lebih berhati-hati saat mengangkat isu sensitif yang berkaitan dengan lembaga keagamaan.

“Ya itu kita protes juga lah bagaimana mengkambinghitamkan melalui pemberitaan yang sinikal,” kata Cak Imin dengan nada tegas saat ditemui di Jakarta, Selasa (14/10/2025).

Sebagai tokoh politik yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Cak Imin menekankan bahwa etika penyiaran harus ditegakkan tanpa kompromi. Ia juga mengonfirmasi bahwa kasus ini sudah berada di bawah pengawasan lembaga yang berwenang.

“Ya KPI kan sudah turun tangan,” ujarnya singkat, merujuk pada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) yang telah menerima banyak laporan dari masyarakat.

Polemik ini bermula dari tayangan program investigasi “Xpose Uncensored” di Trans7. Program tersebut menayangkan potongan video yang memperlihatkan santri-santri di Pesantren Lirboyo sedang mencium tangan seorang kiai secara bergantian sambil menyerahkan amplop.

Tayangan tersebut menjadi viral dan memicu kemarahan publik setelah dibumbui narasi yang mengesankan bahwa pengurus pondok pesantren hidup dalam kemewahan dari uang iuran para santri.

Narasi ini dinilai sebagai fitnah keji yang merendahkan martabat kiai dan merusak citra pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam yang telah berakar ratusan tahun di Indonesia.

Baca Juga: Temui Titik Terang, Bos Trans7 Akui Lalai dan Siap Penuhi Tuntutan Alumni

Gelombang protes pun datang dari berbagai penjuru, terutama dari Gerakan Pemuda (GP) Ansor dan para alumni Pesantren Lirboyo. Mereka menuntut pertanggungjawaban dari Trans7 dan mendesak KPI untuk menjatuhkan sanksi tegas.

Menanggapi tekanan publik yang masif, pihak Trans7 telah secara resmi menyampaikan permohonan maaf secara terbuka. Manajemen berjanji akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap tim produksi serta konten-konten sejenis di masa depan.

Namun, permohonan maaf tersebut tampaknya belum cukup meredakan amarah publik yang menuntut adanya sanksi konkret untuk memberikan efek jera.

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI