Suara.com - Beberapa tradisi di pondok pesantren sedang menjadi perbincangan publik, salah satunya tentang santri yang ikut membangun gedung ponpes.
Banyak yang orang awam di luar pesantren yang mengkritik karena mempekerjakan santri untuk membangun gedung di lingkungan pesantren bahkan tanpa dibayar dan dianggap tak memanusiakan manusia, bahkan eksploitasi.
Mendengar kritikan itu, Gus Miftah sebagai pengurus salah satu pondok pesantren yang ada di Indonesia ikut bersuara.
Dalam sebuah ceramahnya, Gus Miftah menanggapi tudingan pondok pesantren memanfaatkan santri unrtuk ikut pembangunan gedung.
Dia begitu murka karena pihak pesantren dituding menjadikan santri sebagai kuli.
"Saya malu sekarang ada ungkapan, Kyai-nya naik Pajero, Bu Nyainya naik Alphard. Santrinya disuruh nguli, itu bahasa orang yang nggak pernah mondok," ucap pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji ini.
"Di pondok pesantren stop nguli, sekarang semua bangunan serahkan pada tukang," tambahnya.
Dia menjelaskan jika di lingkungan pesantren ada istilah 'ngalap berkah' atau mengharap berkah.
"Orang yang pernah mondok tidak akan pernah bilang itu nguli, ro'an itu bukan nguli tapi tabarukan, ngalap berkah," jelasnya.
Baca Juga: UAS Umpamakan Hubungan Santri dengan Kiai lewat Mahzab Cinta: Susah Dilogikakan!
Menurut Gus Miftah, pihak pesantren apalagi Kyai tidak pernah mewajibkan atau menyuruh, melainkan keinginan pribadi dari santri.
"Kyai tidak pernah mewajibkan tapi itu inisiatif dari santri," bebernya.
Dia kembali menegaskan orang yang berkomentar negatif tentang tradisi santri ikut kerja bakti di lingkungan ponpes adalah orang yang tidak pernah mondok.
"Jadi orang yang bilang kerja bakti di pondok adalah nguli. Saya pastikan orang itu tidak pernah mondok. Karena beda antara nguli dengan ro'an," ucapnya.
Gus Miftah meminta agar orang-orang stop berkomentar negatif tentang tradisi yang ada di pesantren.
"Makanya orang-orang yang nggak pernah mondok nggak usah komentar," tegasnya.
Penjelasan Gus Miftah itu kembali menuai beragam komentar, tak sedikit yang menceritakan pengalaman mondok.
"Gue pernah mondok tad!! Tapi nggak di suruh NGULI!!!! Ro’an nya cuma nyapu kamar dan halaman, karena itu bagian dari kemandirian dan independent. Selebihnya ngaji dan sekolah. Dan kiai gue saat itu nggak pake pajero tapi Kijang lawas. Kiai sekarang mobil sport semua," komentar netizen.
"Muhammadiyah dong, mondok, tapi nggak disuruh jadi kuli, full belajar. Keren muhammadiyah," komentar netizen lainnya.
"Muhammadiyah sama ahlussunnah nggak ada tuh disuruh jadi kuli, secinta-cintanya para sahabat kepada baginda Rasulullaah ayaknya nggak pernah denger ceritanya bantu-bantu bersih-bersih rumah nabi. Tapi ada ponpes yang di hari libur nyuruh santri-santri bersih-bersih rumah kiyai.. Cmiiw," komentar netizen lain.
Kontributor : Tinwarotul Fatonah