Suara.com - Kanker tiroid merupakan penyakit kanker yang bisa menyerang siapa saja. Pakar mengatakan saat ini, terapi nuklir merupakan salah satu jalan untuk mengobati kanker tiroid.
Tahapan pengobatan kanker tiroid biasanya dimulai dari operasi pembuangan tumor kanker dan dilanjutkan dengan ablasi sisa kanker yang masih ada di jaringan tubuh.
Salah satu metode ablasi yang disarankan adalah terapi nuklir atau radio iodine. Terapi ini merupakan tahap lanjutan setelah operasi pembuangan kanker yang bertujuan untuk menghancurkan jaringan yang belum terbuang dan berpontensi kembali menjadi kanker.
"Tujuannya untuk menghancurkan sisa jaringan tiroid fungsional. Meningkatkan spesifitas dan mencari sisa atau metastasis serta meningkatkan kepekaan tumor marker tiroglobulin protein yang hanya dihasilkan kelenjar tiroid (pertanda penyebaran)," kata dr. Hapsari Indrawati, Sp.KN, pakar kedokteran nuklir dari Rumah Sakit Siloam MRCCC, di Jakarta, baru-baru ini.
Kanker tiroid terjadi karena adanya pertumbuhan sel abnormal yang terjadi di dalam kelenjar tiroid. Tiroid sendiri merupakan kelenjar kecil yang terletak di sekeliling tenggorokan, sedikit di bawah tulang rawan.
Kanker tiroid dapat menyerang semua orang dan usia. Tapi secara statistik, perempuan memiliki risiko tiga kali lebih tinggi dibanding laki-laki.
Cara kerja terapi nuklir sebenarnya sangat sederhana. Yodium radioaktif akan ditugaskan untuk menipu sel-sel kanker tiroid. Yodium sendiri biasanya akan menjadi 'makanan' tiroid yang kemudian menghasilkan hormon tiroid.
Tapi ketika yodium radiaoktif 'dimakan' oleh tiroid, bukan hormon tiroid yang terbentuk tapi proses penghancuran sel kanker berkat kandungan radioaktif di dalamnya.
Pasien hanya perlu mengonsumsi obat dalam bentuk cair atau kapsul. Lalu dimasukkan ke dalam ruangan isolasi selama dua sampai tiga hari.
Baca Juga: Interview: Kondisi Rachel Amanda Pascaoperasi Kanker Tiroid
"Itu perlu karena pasien akan menjadi sumber radiasi bagi orang lain. Dia baru bisa keluar jika radiasi tubuhnya sudah normal seperti radiasi matahari," tambah Hapsari.
Hapsari juga mengatakan pasien tak perlu takut dengan terapi nuklir karena penyebaran yodium radioaktif hanya di area sel-sel kanker tiroid.
"Terapi ini menurunkan kemungkinan kekambuhan lokal dan memperbaiki konsisi pasien dengan metastasis," tutup Hapsari.
Itulah penjelasan dokter soal keamanan terapi nuklir bagi pengidap kanker tiroid.