Hari Gizi Nasional, Dekan FKUI Minta Debat Capres Bahas Masalah Kesehatan

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Senin, 28 Januari 2019 | 07:25 WIB
Hari Gizi Nasional, Dekan FKUI Minta Debat Capres Bahas Masalah Kesehatan
Hari Gizi Nasional, ada tiga masalah utama soal gizi dan nutrisi di Indonesia. (Shutterstock)

Suara.com - Hari Gizi Nasional, Dekan FKUI Minta Debat Capres Bahas Masalah Kesehatan

Dekan Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Dr. dr. Ari Fahrial Syam, Sp.PD-KGEH, MMB, mengatakan Hari Gizi Nasional yang diperingati baru-baru ini bisa jadi momentum pengentasan masalah kesehatan di Indonesia.

Dr. Ari mengatakan setidaknya ada 3 masalah utama soal gizi dan nutrisi yang dialami Indonesia. Untuk itu, ia menyarankan agar pada perhelatan debat capres, masalah kesehatan juga turut dibahas.

"Bangsa Indonesia saat ini mengalami 3 masalah gizi utama yaitu stunting, obesitas dan keamanan pangan," ujar Dr. Ari, dalam rilis yang diterima Suara.com.

Dikatakan Dr. Ari, saat ini stunting masih menjadi masalah besar Indonesia. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi stunting ada di angka 30,8%.

Hal ini menandakan 1 dari 3 anak Indonesia mengalami stunting. Padahal WHO pada tahun 2010 menetapkan ambang angka stunting sebuah negara harus berada di bawah 20%.

"Stunting terjadi karena asupan gizi yang kurang sejak kehamilan sampai umur dua tahun yang dikenal  sebagai 1.000 hari kehidupan. Stunting jelas berhubungan dengan kualitas hidup selanjutnya dari anak tersebut," urai Dr. Ari.

Balita stunting bisa disebabkan oleh BAB sembarangan. (Shutterstock)
Anak stunting bisa membuat perkembangan tubuh dan otak tidak maksimal. (Shutterstock)

Masalah kedua adalah angka kejadian obesitas juga terus bergerak naik. Pada Riskesdas 2018 angka obesitas pada orang dewasa sudah mencapai 21,8%. Padahal di tahun 2013 Dr. Ari mengatakan angkanya hanya 14,8%.

"Obesitas akan berhubungan dengan penyakit tidak menular antara lain penyakit stroke, penyakit jantung koroner, hipertensi, diabetes melitus dan kanker," tambah pria berkacamata ini.

Baca Juga: Upah Layak Jurnalis Jakarta Tahun 2019 Rp 8.420.000 Per Bulan

Masalah ketiga adalah keamanan pangan. Penggunaan racun seperti formalin dan rhodamin untuk zat pengawet atau zat pewarna masih terjadi.

Dampak jangka panjang dari penggunaan zat berbahaya ini akan dirasakan oleh ginjal dan liver.

"Pada manusia penggunaan formalin jangka panjang dapat menyebabkan kanker mulut dan tenggorokan. Pada penelitian binatang, ternyata formalin menyebabkan kanker kulit dan kanker paru," kata dia.

Ketiga masalah gizi ini menurutnya bisa diatasi dengan adanya komitmen dari pimpinan negara. Hal ini dikarenakan penanganan untuk ketiga masalah gizi ini harus dilaksanakan secara lintas sektoral semua bidang, dengan melibatkan akademisi dan seluruh komponen bangsa termasuk pihak swasta.

Ilustrasi perut bergelambir. (Sumber: Shutterstock)
Obesitas jadi masalah kesehatan yang menghantui masyarakat Indonesia. (Sumber: Shutterstock)

Ia juga menyinggung sinergi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengatasi masalah kesehatan. Pemerintah daerah harus menjadi ujung tombak dalam program yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat.

"Angka stunting terkait erat dengan kemiskinan dan pemerataan pelayanan kesehatan. Ikan dan telur mustinya gampang didapat kalau dibantu untuk peternakannya dikelola dengan baik. Sungai dan laut harus dijaga agar hasil-hasil sungai dan laut berupa ikan yang sangat kaya gizi dapat menjadi sumber konsumsi masyarakat terutama ibu hamil dan anak di bawah 2 tahun," terangnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI