Hasil Cuci Otak, 6 Fase Perubahan Kepribadian Pelaku Bom Bunuh Diri

Selasa, 04 Juni 2019 | 15:22 WIB
Hasil Cuci Otak, 6 Fase Perubahan Kepribadian Pelaku Bom Bunuh Diri
Lokasi ledakan bom bunuh diri Sukoharjo. (Antara)

Pada fase ketiga, mereka mencoba menemukan siapa di balik penindasan umat Islam.

Ketika Indonesia menganut demokrasi, kelompok-kelompok teroris menyebut negara sebagai 'pemerintahan setan'. Oleh karena itu, mereka melihat penegak hukum seperti polisi sebagai musuh.

Pada fase keempat, mereka mulai setuju untuk menggunakan segala cara, termasuk pemboman bunuh diri. Orang-orang yang setuju dengan apa yang dilakukan kelompok teroris mungkin berada pada tahap ini.

- Persiapan dan ledakan

Pada fase kelima, mereka mulai bersiap menyerang. Ekstremis menganggap persiapan (idad) sebelum serangan (amaliyat) bagian dari jihad atau pertempuran suci.

Pada kasus Rofik, ia melakukan penyerangan dengan menyiapkan dan menggunakan sabuk bom bunuh diri serta mendekati sasaran.

Tahap keenam, pelaku mulai melakukan aksinya, yaitu meledakkan bom bunuh diri.

Sementara itu, Profesor psikologi Sarlito W. Sarwono menulis bahwa benih-benih ideologi ekstrem ditanam sejak usia muda dan itu bukan proses pencucian otak instan.

Oleh karena itu, mengubah ideologi ekstrem mereka tidaklah mudah. Guna mencegah paparan ideologi ekstrem, anak muda harus ditargetkan dengan nilai-nilai toleransi sejak usia muda.

Baca Juga: Pelaku Bom Bunuh Diri Pospam Kartasura Disebut Sempat Menghilang

×
Zoomed

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI