Sebuah studi pada 2012 yang diterbitkan dalam jurnal Circulation menemukan, risiko seseorang mengalami serangan jantung meningkat 21 kali lipat dalam sehari segera setelah kematian orang yang dicintai dan enam kali lipat pada minggu berikutnya.
Penelitian lain yang dipublikasikan pada awal 2014 di JAMA Internal Medicine juga menunjukkan risiko serangan jantung atau stroke setelah kehilangan pasangan atau orang yang dicintai tetap meningkat selama sebulan.
3. Patah hati

Sindrom 'patah hati' bukan hanya ungkapan saja, namun nyata. Dalam dunia medis ini disebut dengan kardiomiopati takotsubo.
Ini terjadi ketika stes emosional yang ekstrem menyebabkan salah satu ruang jantung membengkak, memicu gejala yang mirip dengan serangan jantung.
Tapi, tidak seperti serangan jantung. Kondisi ini biasanya reversibel dan sangat jarang berakibat fatal, menurut American Heart Association, dengan waktu pemulihan beberapa hari.
4. Kesedihan memengaruhi fungsi kognitif
M. Katherine Shear, profesor psikiatri di Universitas Columbia, mengatakan kepada Everyday Health, "kesedihan dapat mengganggu kemampuan untuk berpikir jernih, membuat keputusan dan penilaian, dan menyelesaikan masalah.”
Pada studi 2010 juga menemukan, kesedihan dapat menurunkan kinerja memori.
Baca Juga: Jenazah Ayah Dewi Perssik Akan Diterbangkan ke Jember Malam Ini