KLB Hepatitis A di Pacitan, Cincau dan Air Diduga Jadi Sumber Penularan

Senin, 01 Juli 2019 | 16:43 WIB
KLB Hepatitis A di Pacitan, Cincau dan Air Diduga Jadi Sumber Penularan
KLB Hepatitis A di Pacitan, ini tanggapan Kemenkes. (shutterstock)

Suara.com - KLB Hepatitis A di Pacitan, Cincau dan Air Minum Diduga Jadi Sumber Penularan

KLB Hepatitis A di Pacitan mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Sebabnya, data terbaru menyebut jumlah korban terinfeksi saat ini sudah mencapai 957 orang.

Kasus ini mulai dilaporkan sejak 15 Juni 2019 oleh Puskemas Sudimoro ke Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Pacitan, setelah mereka melihat adanya delapan kasus yang diduga Hepatitis A.

Terkait hal ini dr. Anung Sugihantono, M.Kes, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mengatakan, Tim Gerak Cepat Kemenkes, Dinkes Provinsi Jawa Timur, BBTKL-PP Surabaya, Dinkes Kabupaten Pacitan dan Puskesmas Sudimoro segera melakukan penyelidikan epidemiologi.

Hasilnya, lanjut dia, Hepatitis A di Kabupaten Pacitan yang tersebar di sembilan puskesmas, diduga ditularkan melalui kontaminasi air dan makanan.

"Bisa dari air karena di sana ada yang namanya Sungai Sukorejo, yang membelah daerah kejadian Hepatitis A ini dan atau penjual makanan yang menjajakan dagangannya ke beberapa desa di sana. Serta adanya tradisi makan bersama yang juga bisa diedarkan melalui satu desa ke desa yang lain," jelas dia dalam konferensi pers di Gedung Kemenkes RI, Jakarta, Senin (1/7/2019).

Lebih lanjut, kata dr. Anung pada saat bulan Ramadan lalu, masyarakat sekitar di mana kasus Hepatitis A terjadi, banyak mengkonsumsi jangelan atau cincau yang dibawa oleh pedagang keliling.

"Sementara media yang digunakan berupa air yang diduga mengunakan air yang tidak dimasak, tetapi perlu dilakukan analisis epidemiologi lebih lanjut terkait hal ini," ujarnya lagi.

Baca Juga: Australia Diserang Wabah Hepatitis A dari Buah Beku

Di saat yang sama, ada tradisi yang biasa dilakukan masyarakat Kabupaten Pacitan di bulan Ramadan, di mana mereka melakukan kegiatan berbuka bersama di Masjid, yang masing-masingnya membawa makanan minuman dan dikonsumsi bersama serta dibawa pulang ke rumah.

Dari sisi lingkungan, kebersihan sumber air juga jadi sorotan. di sepanjang aliran sungai banyak limbah rumah tangga yang mengalir ke sungai. Air sungai tersebut didistribusikan melalui mobil tangki untuk dijual ke masyarakat di mana air tersebut digunakan oleh masyarakat sebagai sumber air bersih.

Daerah yang mengalami KLB Hepatitis A secara geografis adalah daerah pegunungan yang sedang mengalami musim kemarau sehingga kesulitan mendapat air bersih. Di kawasan tersebut juga terdapar depo air minum isi ulang, meski tidak semua masyarakat mengonsumsi air tersebut.

Untuk mengurangi pola penularan, kata dr. Anung, Kemenkes telah melakukan sejumlah upaya, di antaranya pengamanan sumber air bersih melalui kaporisasi sumber air bersih, meningkatkan kesedaran masyarakat untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat melalui cuci tangan pakai sabun bagi penderita, keluarga dan tetangga yang kontak dengan penderita.

Serta pengamanan lingkungan dari kemungkinan paparan virus Hepatitis A melalui pembagian Lysol pada penderita dan keluarganya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI