Suara.com - Sinta Auliya, mahasiswi 19 tahun baru-baru ini membagikan pengalamannya dijahili oleh teman yang menarik kursi ketika hendak duduk semasa sekolah.
Melalui akun Twitter @jelebgt, Sinta Auliya bercerita mengalami kejadian tersebut saat duduk di bangku kelas 1 SMP. Sinta pun baru merasakan dampaknya dan kesulitan berjalan ketika kelas 1 SMA.
Sinta mengaku selama jeda dari kelas 1 SMP hingga 1 SMA setelah kejadian itu tidak merasakan gejala apapun. Ia hanya merasa sering nyeri di bagian tulang ekor sampai akhirnya merasa kesulitan berjalan pada kelas 1 SMA.
Saat itu Sinta baru bercerita kepada orangtuanya. Sinta pun sempat berobat alternatif semacam diurut, tetapi rasa sakit tulang ekornya justru semakin parah.
Akhirnya, orangtua membawa Sinta ke rumah sakit. Saat itulah baru diketahui kalau Sinta mengalami tulang ekor retak dan tulang belakang patah yang mengakibatkan kesulitan berjalan atau kelumpuhan.

"Temenku bercanda pas aku mau duduk terus ditarik bangkunya. Alhasil, tulang ekorku retak, tulang belakangku patah dan berakhir lumpuh," tulisnya di Twitter.
Lalu, Sinta menjalani pengobatan dengan cara fisiotherapy. Sinta pun sempat merasa terpuruk melihat kondisinya yang sulit berjalan, terlebih banyak lansia di sekitarnya ketika berobat.
Sayangnya, fisioterapi tak kunjung membuat kondisinya makin baik. Dokter pun menyarankan Sinta menjalani operasi tetapi ia menolaknya.
Bahkan Sinta sempat tidak berkunjung ke dokter selama 1 bulan karena takut menjalani operasi tulang belakang yang tidak biasa dan bisa berbahaya.
Baca Juga: Jalani Transplantasi Sumsum Tulang, DNA dan Sperma Pria Ini Berubah
"Nah di sini kondisi aku makin parah, aku nggak bisa jalan, nggak bisa duduk. Akhirnya aku nyerah dan terpaksa operasi tulang ekor dan pembenaran tulang belakang. Aku di usia 14 tahun itu nggak bisa merasakan masa-masa suka sama kakak kelas yang ganteng karena aku lagi berjuang buat sembuh," tulisnya.

Saat itu Sinta harus menjalani operasi selama 5 jam di Rumah Sakit Pelni Jakarta pada bulan Desember 2016. Beruntungnya operasi berjalan lancar, tetapi dokter mengatakan bahwa kondisinya itu tidak akan sepenuhnya sembuh.
"Aku dioperasi selama 5 jam di RS. Pelni Jakarta Barat Desember tahun 2016. Kata dokter, tulangku nggak sepenuhnya sembuh total, pasti bakalan kumat sewaktu-waktu. Tapi aku bersyukur udah bisa jalan sekarang," ujarnya.
Sinta mengaku terkadang merasa sakit dan mati rasa di bagian tulang punggung sampai kaki. Terutama ketika Sinta kelelahan, membawa barang berat, duduk terlalu lama hingga jalan terlalu jauh.
Sehingga Sinta hanya bisa menghindari faktor-faktor yang membuat rasa sakitnya kumat. Tetapi, ia juga tak memungkiri kalau merasa kesulitan menghindari semua itu dalam kegiatan sehari-hari sebagai mahasiswa.
"Kumat kalau kecapekan dan bawa berat pasti sakit dan mati rasa dari tulang punggung sampai kaki semuanya. Pantangannya cuman nggak boleh bawa berat sih," ujar Sinta saat dihubungi oleh Suara.com.