"Kalau misalnya yang terdiagnosis 5000, maka angka kematian kan di bagi 5000 dikali 100 persen, maka jawabannya ada di situ, sekarang belum bisa menilai sekian persen," sambungnya.

Lambat dan sedikitnya alat deteksi di Indonesia
Belum lagi lambatnya alat pendeteksi atau pengetesan Covid-19 di Indonesia.
Profesor yang berpraktik di RS Kramat 128, Jakarta Pusat itu juga menyoroti pemeriksaan spesimen di Indonesia yang masih sedikit.
Tak jarang bahkan pemeriksaan harus dipotong 2 hari libur di akhir pekan Sabtu-Minggu, sehingga minimalnya membutuhkan waktu 6 hari untuk mendapatkan hasil.
"Masalahnya untuk ini juga terkait dengan tesnya, jadi kalau misalnya seseorang di tes hari ini, hasilnya lama 3 hari kerja. Sekarang hari apa? Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu libur, Minggu libur. Jadi baru Selasa ada hasil. Terlalu lama," pungkas dia.
Sementara itu memang, pemerintah mengaku sudah memesan 1 juta kit rapid test untuk pemeriksaan secara massal, dan sudah sebanyak 150.000 kit yang tiba di Indonesia.
Namun dengan populasi sebanyak 270 juta penduduk tentu memang sangat jauh perbandingannya.
Baca Juga: Jadi Penyebab Warganya Mudik, Tiket Murah Lion Air Buat Walkot Padang Geram