Bahaya terlalu banyak olahraga
Olahraga terlalu sering bisa menjadi bumerang bagi kesehatan tubuh kita sendiri. Studi tahun 1990 menunjukkan 13 persen orang mengalami infeksi saluran pernapasan atas setelah maratin. Sedangkan, pelari biasa (tidak marathon) hanya 2 persen yang menderita penyakit tersebut.
Penelitian ini membuktikan bahwa olahraga dengan intensitas tinggi bisa memicu tubuh melepaskan zat kimia stres, seperti kortisol. Zar kimia ini bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, seperti stres psikologis.

Hubungan olahraga dan corona Covid-19
Sekarang ini belum ada penelitian yang mengaitkan dampak olahraga pada corona Covid-19. Tapi, Tamara Hew-Butler, Associate Professor Latihan dan Ilmu Olahraga bersama Profesor Marian Fahlman di Wayne State University di Detroit telah meninjau pengaruh olahraga dengan sistem imun.
Penelitian ini mengatasi orang frekuensi olahraga dari 24 ribu orang dewasa di Tiongkok yang meninggal selama epidemi flu Hongkong 1998.
"Studi ini menunjukkan bahwa orang yang tidak melakukan olahraga sama sekali atau terlalu sering (lebih dari 5 hari per minggu) berisiko besar meninggal dunia karena flu dibandingkan orang yang olahraga secara cukup," kata para ilmuwan.
Namun, Fahlman mengingatkan irang yang memiliki gejala corona Covid-19 tidak disarankan olahraga dulu. Sedangkan orang yang mungkin sudah terinfeksi tapi belum menunjukkan gejala, olahraga mungkin bisa membantunya.
"Karena orang yang belum menunjukkan gejala masih dalam masa inkubasi, yang artinya harus meningkatkan sistem kekebalan tubuh," kata Fahlman.
Baca Juga: CEK FAKTA: Makan Pisang Bisa Mencegah Virus Corona Covid-19?