Menristek: Belum Ada Bukti Mutasi Virus Corona Terbaru Lebih Berbahaya

Rabu, 02 September 2020 | 16:18 WIB
Menristek: Belum Ada Bukti Mutasi Virus Corona Terbaru Lebih Berbahaya
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Whole genom sequencing dilakukan masing-masing negara termasuk Indonesia, untuk dilaporkan kepada bank data virus influensa atau GISAID.

"Saat ini Indonesia sudah menyampaikan 34 tepatnya squence genom SARS CoV 2 kepada GISAID, di mana hanya 24 yang kemudian dilakukan analisa lebih lanjut. Karena 24 ini dianggap sudah memenuhi syarat sebagai whole genom sequencing ," ujar Prof. Bambang.

Hasilnya, data menunjukkan mutasi D614G ini sudah ada hampir di seluruh dunia, dan persebarannya mendominasi di seluruh negara, dengan persentase mutasi virus D614G sekitar 78 persen yang menginfeksi warga dunia.

"Dari seluruh dunia pada dasarnya sudah sekitar 78 persen yang mengandung mutasi D614G. Jadi artinya mutasi D614G ini sudah mendominasi virus SARS CoV 2 itu sendiri," terang Prof. Bambang.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI