Studi Universitas Yale: Virus Corona Masuk ke Sel Otak & Sebabkan Kerusakan

Senin, 14 September 2020 | 20:12 WIB
Studi Universitas Yale: Virus Corona Masuk ke Sel Otak & Sebabkan Kerusakan
Virus corona (COVID-19) muncul dari permukaan sel manusia, credit: NIAID-RML

Belum diketahui bagaimana respons kekebalan tidak mendeteksi adanya invasi ini, tetapi kemungkinan akan membuat virus sulit dihilangkan dari otak.

Meski ada sedikit sel kekebalan yang berkumpul di tempat infeksi, neuron yang sekarat di dekatnya dapat memicu reaksi berantai dalam sistem saraf yang masih menyebabkan peradangan berbahaya.

Akhirnya, dalam percobaan tikus, penulis memodifikasi satu kelompok tikus secara genetik untuk mengekspresikan reseptor ACE2 manusia di otak, sementara kelompok tikus lain hanya membawa reseptor di paru-paru.

Kelompok tikus pertama dengan cepat mengalami penurunan berat badan dan mati dalam waktu enam hari, sedangkan kelompok kedua tidak mengalaminya dan bertahan.

Selain itu, pada tikus dengan infeksi otak, susunan pembuluh darah di otak berubah secara dramatis, mungkin untuk mengarahkan darah yang kaya nutrisi ke 'titik panas aktif secara metabolik' di mana virus telah mengambil alih, tulis peneliti.

COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML
COVID-19 (kuning) di antara sel-sel manusia (biru, merah muda dan ungu), credit: NIAID-RML

Tahap selanjutnya

Studi organoid dan tikus memberikan petunjuk tentang seberapa mematikan SARS-CoV-2 jika mencapai otak. Tapi sekarang, ilmuwan harus melihat apakah hasil yang sama terbawa ke manusia.

"Setiap sistem eksperimental memiliki batasannya sendiri," tambah Iwasaki.

Misalnya, infeksi Covid-19 dapat berkembang secara berbeda pada tikus daripada pada manusia, dan sementara organoid agak menyerupai otak mini, mereka tidak mengandung sel kekebalan atau pembuluh darah seperti organ berukuran penuh.

Baca Juga: FEB Untan Lockdown, Seorang Dosen Positif Virus Corona

"Pada manusia, virus tidak langsung masuk ke otak seperti percobaan pada tikus," jelas Dr. Maria Nagel, profesor neurologi dan oftalmologi di Fakultas Kedokteran Universitas Colorado.

Para ilmuwan perlu memeriksa lebih banyak jaringan pasien Covid-19 yang diautopsi untuk menentukan apakah temuan ini akan terjadi pada kelompok yang lebih besar.

Terlebih lagi, ilmuwan masih perlu mencari tahu bagaimana virus menyelinap ke otak.

Iwasaki setuju bahwa virus dapat menyerang otak melalui hidung, atau mungkin masuk melalui aliran darah dengan meliintasi daerah penghalang darah ke otak yang terganggu, hingga dinding jaringan yang biasanya memisahkan jaringan otak dari darah yang bersirkulasi dan hanya memungkinkan zat tertentu masuk.

Mempelajari rute yang diambil virus ke otak akan menjadi kunci untuk mencegah dan mengobati infeksi, kata para penulis.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI