Suara.com - Dalam kasus pengujian virus corona yang berisiko tinggi, positif palsu meski tidak dinilai lebih buruk dari negatif palsu, tetap saja akan memberi dampak buruk.
Positif palsu, yang secara keliru mengidentifikasi orang sehat sebagai orang yang terinfeksi virus, dapat menimbulkan konsekuensi serius, terutama di wilayah dengan kasus Covid-19 langka.
Dilansir New York Times, di wilayah di mana virus relatif langka, hasil positif palsu bahkan mungkin melebihi jumlah positif akurat.
Hal ini mengikis kepercayaan pada pengujian dan, dalam beberapa keadaan, memicu wabah sendiri.
Dampak dari positif palsu pengujian virus corona termasuk:
- Isolasi yang tidak perlu
Menurut pedoman Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang yang dites positif harus segera mengisolasi diri setidaknya selama 10 hari setelah gejala dimulai (jika mereka mengalami gejala).
Artinya, mereka menghabiskan waktu 10 hari untuk jauh dari teman dan keluarga, dan 10 hari itu potensi produktivitas di sekolah atau tempat kerja mereka hilang.
![Ilustrasi. Salah satu pemeriksaan atau tes virus corona Covid-19 di Bogor. [Dok. BBC/EPA]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2020/05/10/79750-ilustrasi-salah-satu-pemeriksaan-atau-tes-virus-corona-covid-19-di-bogor-dok-bbcepa.jpg)
- Wabah baru
Baca Juga: Airlangga Bantah Pemerintah Batal Beli Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Dalam keadaan tertentu, positif palsu dapat menjadi bibit kasus virus corona jenis baru.