Susul Eropa dan Amerika, Asia Tenggara Juga Berburu Vaksin Covid-19

M. Reza Sulaiman Suara.Com
Rabu, 02 Desember 2020 | 17:30 WIB
Susul Eropa dan Amerika, Asia Tenggara Juga Berburu Vaksin Covid-19
Ilustrasi vaksin Covid-19. [Pixabay/Pete Linforth]

Suara.com - Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa mulai melakukan pembelian vaksin Covid-19 yang rencananya bisa mulai digunakan akhir tahun ini.

Tak malu ketinggalan, sejumlah negara-negara di Asia Tenggara tengah berlomba memperoleh vaksin untuk warganya.

Salah satunya adalah Indonesia, negara dengan tingkat infeksi Covid-19 tertinggi di Asia Tenggara yang telah melewati 500.000 kasus. Negara terbesar di Asia Tenggara ini menargetkan 107,2 juta penduduknya untuk memperoleh vaksin demi mencapai kekebalan komunitas.

"Sebanyak 30 persen dari total target akan memperoleh vaksin gratis dari pemerintah," ujar Menteri Kesehatan Indonesia Terawan Agus Putranto, beberapa waktu lalu.

Indonesia membutuhkan 73,9 juta dosis vaksin untuk program vaksin gratis, dan 172,6 juta untuk program mandiri.

Sebanyak 143 juta dosis kebutuhan vaksin itu akan dipenuhi oleh Sinovac, perusahaan farmasi asal China, dan 30 juta lainnya dari Novavax, perusahaan obat Amerika.

Selain itu, Indonesia akan memperoleh 57,6 juta vaksin Merah Putih yang dibuat oleh ahli dari dalam negeri, dan 16 juta dosis lainnya dari kerja sama Covax Facility yang didukung oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Mengutip keterangan Menteri Keuangan Sri Mulyani pada awal November, total dana yang dianggarkan Indonesia untuk mendapatkan vaksin sebesar Rp34 triliun hingga 2021.

Dari dana itu, sebanyak Rp5 triliun dianggarkan untuk pengadaan vaksin pada tahun ini dan Rp29,23 triliun pada tahun depan.

Baca Juga: Pandemi Belum Berakhir, Ini Strategi Ditjen Pajak Kejar Penerimaan 2021

Sementara itu, Malaysia akan memberikan vaksin gratis kepada 9,6 juta orang atau 30 persen penduduknya. Vaksin tersebut berasal dari perusahaan China dan perusahaan asal AS, Pfizer

"Malaysia memprioritaskan [pemberian vaksin] untuk kelompok berisiko tinggi, seperti mereka yang ada di garda terdepan, dan mereka yang memiliki penyakit tidak menular seperti jantung dan diabetes," ujar Perdana Menteri Muhyiddin Yassin Jumat lalu.

Pekan lalu, Malaysia meneken perjanjian pembelian 12,8 juta dosis vaksin Pfizer, sekaligus menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang membuat kesepakatan dengan perusahaan farmasi asal AS itu.

Sejumlah negara Asia Tenggara lainnya tertarik dengan vaksin Pfizer namun tak mudah menyediakan tempat penyimpanan ultra-dingin di wilayah panas tropis demi menjaga keamanan kualitas vaksin tersebut.

Berdasarkan kesepakatan dengan Pfizer, Malaysia akan memberikan satu juta dosis vaksin untuk warganya di kuartal pertama 2021.

Menyusul kemudian 1,7 juta, 5,8 juta dan 4,3 juta dosis untuk kuartal-kuartal berikutnya.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI