"Hasil kami menunjukkan bahwa anak-anak lebih mungkin memiliki antibodi reaktif-silang ini daripada orang dewasa. Hal ini mungkin terjadi akibat anak-anak lebih sering terpapar virus corona lain," jelas Kevin Ng, mahasiswa PhD di Crick di London sekaligus penulis utama penelitian.
Tingkat antibodi yang lebih tinggi pada anak-anak inilah yang mungkin membuat mereka cenderung tidak sakit parah akibat virus corona Covid-19.
Namun, belum ada bukti bahwa antibodi ini mencegah infeksi atau penyebaran SARS-CoV-2. Para ilmuwan menemukan antibodi reaktif-silang menargetkan subunit S2 dari lonjakan pada permukaan virus.
Penulis senior, Profesor George Kassiotis, dari Crick and UCL, mengatakan subunit S2, yang memungkinkan virus masuk ke dalam sel ini cukup mirip antara virus corona flu biasa dan Covid-19. Sehingga beberapa antibodi bekerja melawan keduanya.
"Temuan ini menarik karena memahami dasarnya bisa mengarahkan pada pemberian vaksin yang tepat untuk melawan virus corona, termasuk jenis flu biasa maupun virus corona Covid-19," jelasnya.