Fadli Zon Lebih Percaya Vaksin Pfizer, Ketahui Perbedaannya dengan Sinovac

Selasa, 15 Desember 2020 | 14:31 WIB
Fadli Zon Lebih Percaya Vaksin Pfizer, Ketahui Perbedaannya dengan Sinovac
Anggota DPR RI dari Fraksi Gerindra Fadli Zon hadir dalam dialog Aspirasi Pengembalian Nama Provinsi Jawa Barat Menjadi Provinsi Sunda pada Gelaran Kongres Sunda di Perpustakaan Ajip Rosidi, Jalan Garut, Kota Bandung, Selasa (10/11/2020). (Ayobandung.com/Irfan AI-Faritsi)

Suara.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Fadli Zon mencuit bahwa dirinya lebih memercayai vaksin Pfizer/BioNTech dibanding Sinovac.

"Secara scientific, saya lebih percaya vaksin Pfizer yang akan diberikan gratis pada warga Singapura ketimbang Sinovac yang masuk Indonesia tapi belum jelas keamanan dan keampuhannya," cuitnya di Twitter, Selasa (15/12/2020).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/9860/2020 tentang penetapan jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19, ada enam vaksin yang akan digunakan:

1. Vaksin yang diproduksi PT Bio Farma
2. Vaksin produksi AstraZeneca dan Universitas Oxford
3. Vaksin dari China, Sinopharm
4. Vaksin produksi Moderna
5. Vaksin produksi Pfizer dan BioNTech
6. Vaksin produksi Sinovac Biotech Ltd.

Vaksin Pfizer memang lebih populer lantaran produk mereka sudah digunakan di Inggris pekan lalu. Amerika Serikat pun sudah mendatangkan dosis pertamanya.

Cuitan Fadli Zon (Twitter/FadliZon)
Cuitan Fadli Zon (Twitter/FadliZon)

Mengacu pada cuitan Fadli Zon, benarkah Pfizer lebih baik dari Sinovac? Apa perbedaan keduanya? Berikut Suara.com rangkum perbedaannya.

1. Metode pembuatan vaksin

Melansir BBC, vaksin CoronaVac produksi perusahaan biofarmasi China, Sinovac, merupakan vaksin yang tidak aktif. Artinya, vaksin ini bekerja menggunakan partikel virus yang telah dimatikan di laboratorium.

Vaksin akan memicu sistem kekebalan tubuh terhadap virus tanpa menimbulkan risiko respons penyakit serius.

Baca Juga: Inggris Uji Coba Vaksin Virus Corona Lewat Hidung, Begini Kelebihannya!

Sedangkan vaksin produksi Pfizer/BioNTech menggunakan teknologi yang cukup baru, mRNA. Bagian kode genetik dari virus corona disuntikkan ke dalam tubuh, memicu tubuh untuk memproduksi protein.

"CoronaVac menggunakan metode (vaksin) yang lebih tradisional, yang berhasil digunakan di banyak vaksin terkenal, seperti rabies," kata Associate Professor Luo Dahai dari Nanyang Technological University.

2. Penyimpanan vaksin

Vaksin CoronaVac dari Sinovac dapat disimpan di lemari es standar bersuhu dua hingga 8 derajat Celcius, sama halnya dengan vaksin produksi AstraZeneca/Universitas Oxford.

Berbeda jauh, vaksin milik Pfizer perlu disimpan pada suhu -70 derajat Celcius, sama dengan Moderna yang harus disimpan dalam suhu -20 derajat Celcius.

Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). [ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr]
Petugas menyemprotkan cairan desinfektan kontainer berisi vaksin COVID-19 setibanya, di Kantor Pusat Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, Senin (7/12/2020). [ANTARA FOTO/HO/Setpres-Muchlis Jr]

3. Efektivitas vaksin

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI