Sehingga ia merasa apabila perannya sebagai ayah tidak bisa dijalankan dengan baik, maka tugas dan tanggung jawabnya sebagai Mendikbud juga tidak akan bisa dilaksanakan dengan baik, alias berantakan.
"Peran saya sebagai ayah dulu yang diutamakan, karena kalau pekerjaan saya lebih dulu yang dikerjakan, lalu menelantarkan anak saya, saya pasti akan selalu guilty (bersalah) dan tidak akan efektif sebagai menteri," jelasnya.
"Jadi saya memastikan kebutuhan anak-anak saya dulu, yang saya cover," pungkas Nadiem.