Siti Sa’diah menambahkan, untuk ADHD, biasanya terdapat poin-poin yang bisa terlihat jika ia memiliki gangguan tersebut. Berbeda dengan anak yang aktif dan hiperaktif, terdapat beberapa ciri yang dialami, terutama pada usia sekolah, di antaranya:
Anak sering gagal memperhatikan detail sesuatu sehingga suka melakukan kesalahan
- Sulit untuk fokus terhadap tugas yang sifatnya lama, seperti mendengarkan cerita
- Anak sering seolah tidak mendengar dan kesulitan untuk mengikuti instruksi
- Sering mengalami kesulitan dalam mengatur tugas
- Sering kehilangan hal-hal atau barang yang penting
- Fokusnya mudah terganggu oleh hal lain
- Sering gelisah dan menggerakan tangan serta kaki
- Suka berbicara berlebihan
- Sering memberikan jawaban sebelum pertanyaan selesai
- Sulit untuk menunggu gilirannya.
Kondisi-kondisi di atas dipantau pada anak selama enam bulan. Jika hal ini terjadi, kemungkinan besar anak mengalami gangguan ADHD.
Untuk penanganan agar kondisi ini tidak terbawa hingga dewasa, orangtua harus bisa tegas dan konsisten kepada anak. Jelaskan juga aturan-aturan yang ada kepada anak sehingga ia mudah mengerti. Jika harus mengatakan kata “jangan”, orangtua harus menjelaskan alasannya kepada anak.
Selain itu, buat jadwal kegiatan anak juga akan membantu hal yang dilakukan lebih terkontrol. Biasanya anak yang hiperaktif atau ADHD sulit untuk diam. Dengan adanya jadwal, ia dapat melakukan hal-hal tersebut dibanding melakukan sesuatu yang tidak jelas.
Hal penting lain untuk menangani anak hiperaktif dan ADHD yaitu komunikasi yang dilakukan dengan orangtua. Hal tersebut sangat penting sehingga anak akan mengerti apa yang harus dan tidak boleh dilakukan.
Penulis: Fajar Ramadhan