Dalam sebuah studi tahun 2013, para ilmuwan menemukan bahwa wanita berisiko lebih tinggi mengalami reaksi terhadap vaksin flu pandemi 2009 dibandingkan pria. Meskipun lebih banyak pria daripada wanita yang mendapatkan suntikan vaksin.
Studi lain antara 1990 dan 2016, juga menemukan wanita menyumbang 80 persen dari semua kasus reaksi anafilaksis orang dewasa terhadap vaksin.
Secara umum, Julianne Gee, petugas medis di Kantor Keamanan Imunisasi CDC mengatakan wanita memiliki lebih banyak reaksi terhadap berbagai vaksin.
Meskipun wanita berada pada risiko yang lebih tinggi, Ms Klein mengatakan wanita tidak perlu khawatir tentang kemungkinan efek samping tersebut.
"Efek samping ini pertanda tubuh meningkatkan respons kekebalan yang kuat. Hasilnya, Anda akan lebih terlindungi," jelasnya.