Setahun Covid-19, Ini 5 Evaluasi dan Temuan IDI untuk Pemerintah

Rabu, 10 Maret 2021 | 18:10 WIB
Setahun Covid-19, Ini 5 Evaluasi dan Temuan IDI untuk Pemerintah
Ilustrasi virus corona Covid-19, masker bedah (Pixabay/Coyot)

Suara.com - Satu tahun usai Covid-19 masuk ke Indonesia, kasus masih belum terkendali dan masih menunjukkan kenaikan dari hari ke hari. 

Namun berbeda dengan beberapa negara, yang berhasil mengendalikan pandemi.

"Negara-negara yang berhasil cepat menjaga kestabilan dan memutus mata rantai seperti China, HongKong, Taiwan, dan Vietnam selain berpengalaman dalam menghadapi pandemi, seperti SARS CoV 1 di 2003, tampak jelas negara bila masyarakat disiplin dan mampu bekerja sama," ujar Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dr. Daeng M. Faqih, dalam konferensi pers, Rabu (10/3/2021).

Berikut beberapa temuan penting yang berhasil dihimpun PB IDI, yang bisa menjadi pegangan pemerintah dan diketahui oleh masyarakat:

1. Menghadapi varian corona baru B117 dan varian N439K

Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)
Ilustrasi Virus Corona (Unsplash/CDC)

Belum lama ini pemerintah mengumumkan temuan baru virus corona B117 yang berhasil masuk ke Indonesia. Bahkan di dunia ditemukan varian lebih baru lagi yakni N439K di Inggris.

"Varian N439K ini sudah ada di lebih dari 30 negara, yang disebut lebih 'pintar' dari varian sebelumnya, karena ikatan terhadap reseptor ACE2 di sel manusia lebih kuat, dan tidak dikenali oleh polyclonal antibody yang terbentuk dari imunitas orang yang pernah terinfeksi," ujar dr. Daeng.

2. Penularan melalui airborne atau droplet udara

Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO mengingatkan dunia bahwa penyebaran SARS CoV 2 adalah transmisi airborne melalui droplet (percikan air liur) di udara.

Baca Juga: Vaksin Nusantara Disebut Bermasalah, BPOM: Data yang Diberikan Tidak Sama

"Transmisi aerosol tidak mesti batuk atau bersin yang menularkan virus, namun berbicara dan bernapas normal pun dapat mengeluarkan virus," terangnya.

Diketahui droplet hasil dari batuk atau bersin berukuran lebih besar atau mengendap di lantai. Sedangkan hasil dari nafas dan berbicara normal yang berukuran kecil bisa melayang di udara selama 1 hingga 3 jam dan virus bisa hidup.

3. Pakai masker kurangi 90 persen penularan

Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)
Ilustrasi virus corona, covid-19. (Pexels/@Anna Nandhu Kumar)

Penggunaan masker yang baik dan benar sangat penting, meskipun ada risiko 10 persen keluarnya droplet hingga mikrodroplet (droplet berukuran lebih kecil) dengan pemakaian masker terlalu lama, namun sangat ampuh mengurangi penularan.

Banyak orang terinfeksi Covid-19 tidak bergejala. Inilah yang membuat pemakaian masker di tempat umum jadi kewajiban.

"Dari kumpulan laporan-laporan di berbagai negara menunjukkan antara 5 hingga 80 persen orang yang dites positif SARS CoV 2 mungkin tidak menunjukkan gejala, dan menyulitkan pengendalian karena tidak mungkin setiap hari semua orang ditest," papar dr. Daeng.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI