HIV merupakan target yang sulit untuk divaksinasi karena ahli dalam menghindari respons antibodi tubuh. Terlebih dengan mudahnya virus ini bermutasi.
Belajar dari masa lalu, vaksin yang dikembangkan sekarang berfokus pada antibodi langka, dikenal sebagai 'antibodi penetralisir secara luas'. Antibodi ini dapat mengikat protein lonjakan HIV, kunci yang digunakan virus untuk menginfeksi sel manusia.
Masalahnya, antibodi penetralisir tersebut disekeresikan oleh hanya segelintir, sekitar satu dari setiap satu juta, sistem kekebalan sel B. Ini adalah sel yang menghasilkan antibodi.
"Untuk mendapatkan respons antibodi yang tepat, pertama-tama kita perlu melakukan prima pada sel B yang tepat," imbuh Schief.
Hasil Vaksin HIV Baru
Vaksin baru bernama eOD-GT8 60mer ini seara spesifik mengargetkan kumpulan sel B. Uji coba awal tidak secara langsung menguji apakah vaksin mencegah infeksi HIV, tetapi melihat apakah vaksin aman dan apakah peserta yang disuntikkan mengembangkan antibodi penawar.
Peneliti mempresentasikan hasilnya di konferensi International AIDS Society HIV Research for Prevention pada 3 Februari lalu, yang menunjukkan antibodi ditemukan pada 97% yang menerima vaksin.
Studi ini masih panjang, apalagi harus ada uji coba lanjutan untuk menguji kefektifan dan kemanan vaksin pada sekelompok besar orang.
Para peneliti berharap dengan bermitra dengan Moderna dalam menggunakan teknologi baru mRNA akan membantu mereka untuk berhasil dalam hal keamanan dan kemanjuran vaksin HIV.
Baca Juga: Jual Vaksin Palsu, Perawat Gadungan Terancam 15 Tahun Penjara