Setelah operasi, dokter menyadari bahwa Torin lahir tanpa arteri koroner kirinya terhubung. Kondisi ini disebut atresia Atresia arteri koroner utama kiri atau congenital atresia of the left main coronary artery.
Kemungkinan, kondisi tersebut yang menyebabkan jantung Torin berhenti mendadak selama operasi saluran air mata. Sebab, semakin perkembangan kondisi, hal itu menyebabkan arteri menjadi semakin kecil.
Cacat ini sangat jarang sehingga hampir selalu terdeteksi setelah anak-anak meninggal.
“Sayangnya, terkadang itu didiagnosis melalui otopsi. Bisa muncul bersamaan dengan nyeri dada. Tapi sering kali muncul dengan kematian mendadak," jelas Michael Farias, ahli jantung pediatrik di The Heart Center, Rumah Sakit Anak Arnold Palmer Kesehatan Orlando.
Karena Torin terlalu kecil untuk menjalani prosedur pencangkokan bypass arteri koroner, dokter memutuskan untuk melakukan osteoplasti. Prosedur itu memungkinkan dokter membuka area tersebut dan menghubungkan arteri koroner kiri.
Sementara itu, Torin mulai mempelajari kembali beberapa hal yang dia lupa bagaimana melakukannya setelah dirawat di rumah sakit dan stroke. Kondisi Torin setelah operasi osteoplasti, yang dilakukan November 2020, berkembang pesat.
“Dia belajar sendiri cara merangkak dan kemudian dia belajar sendiri cara berjalan. Dia mulai berbicara dan kemudian dia bermain dengan saudaranya," kata Vanessa.
Sementara Torin memiliki harapan untuk kehidupan normal, dokter masih perlu melihat kehidupannya sampai dewasa. Kemungkinan Torin juga membutuhkan perawatan jangka panjang hingga dewasa. Tetapi kondisinya terus membaik.
Baca Juga: Wajib Tahu, Berikut Gejala dan Penyebab Serangan Jantung Paling Umum