Suara.com - Ketimpangan distribusi vaksin Covid-19 antara negara berkembang dan negara maju terus disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Di tengah upaya program pemberian vaksin, WHO pun berharap negara-negara Afrika untuk bisa memproduksi sendiri vaksin Covid-19 dan tidak bergantung kepada negara maju.
Dilansir ANTARA dari Reuters, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus bahkan berharap pabrik-pabrik vaksin anti COVID-19 yang beberapa di antaranya bahkan sudah bisa beroperasi pada akhir 2021.
Harapan itu ia nyatakan di tengah upaya untuk mengirimkan lebih banyak dosis vaksin ke benua tersebut.
Sementara Tedros tidak menyebutkan secara khusus tentang negara yang dimaksud, Reuters melaporkan bahwa Senegal kemungkinan mulai memproduksi vaksin COVID-19 tahun depan melalui kontrak dengan grup bioteknologi asal Belgia, Univercells.
Kesepakatan itu bertujuan meningkatkan misi Afrika untuk memproduksi obat.
Tedros meminta perusahaan-perusahaan, termasuk Pfizer dan Moderna yang mengandalkan teknologi mRNA, agar berbagi ilmu mereka dengan Technology Access Pool WHO, guna membantu mempercepat pemindahan teknologi penting dalam memerangi pandemi.
Sementara itu secara terpisah, Immunization Officer WHO Indonesia, Olivi Silalahi, mengakui bahwa jumlah vaksin Covid-19 yang tersebar di dunia belum merata.
Olivi mengatakan bahkan ada enam negara yang sama sekali belum memulai vaksinasi. WHO pada 28 Mei 2021 lalu sudah meminta seluruh pemimpin dunia mendorong distribusi vaksin Covid-19 yang merata.
"Ternyata kita belum berhasil sebagai masyarakat dunia memberikan vaksin secara merata aksesnya kepada banyak negara," ucapnya.
Baca Juga: Dinas Kesehatan Pekanbaru Tarik Vaksin Covid-19, Kok Bisa?
Banyak negara di Afrika yang vaksinasinya rendah, jika dibandingkan dengan negara-negara di Amerika Utara karena setiap negara mementingkan vaksinasi untuk warganya terlebih dahulu.