Penggunaan ganja juga bisa meningkatkan risiko kambuhnya gejala psikotik (psikosis) pada penderita skizofrenia. Ganja juga bisa menimbulkan halusinasi, delusi, rasa cemas dan serangan panik.
Penggunaan ganja jangka panjang juga memungkinkan seseorang mengalami insomnia, perubahan mood dan penurunan nafsu makan. Bahkan, mereka mungkin akan ketergantungan ganja.
4. Sistem peredaran darah
Penggunaan ganja akan meningkatkan detak jantung 20-50 per menit, yang efeknya akan berlangsung sampai 3 jam. Bagi penderita penyakit jantung, detak jantung yang lebih cepat bisa meningkatkan risiko serangan jantung.
Ganja juga bisa menyebabkan meningkatkan tekanan darah jangka pendek, pendarahan dan mata merah karena pembuluh darah melebar.
5. Sistem pencernaan
Penggunaan ganja bisa menyebabkan sensasi terbakar di mulut dan tenggorokan. Konsumsi ganja secara oral juga bisa menimbulkan rasa mual dan muntah. Pada pasien kanker yang menjalani kemoterapi, penggunaan ganja bisa menyebabkan mual dan muntah.

6. Sistem kekebalan tubuh
Penggunaan ganja juga berkaitan dengan meningkatkan risiko penyakit yang berhubungan dengan kekebalan tubuh lemah, seperti HIV/AIDS. Sedangkan, penggunaan ganja juga bisa melemahkan sistem kekebalan tubuh, sehingga ia lebih sulit melawan infeksi.
Baca Juga: Sepertiga Pasien Meninggal karena Varian Virus Corona India Walau Sudah Divaksin Covid-19
7. Kehamilan dan menyusui
Penyalahgunaan ganja selama kehamilan bisa mempengaruhi perkembangan otak jantung, memperlambat pertumbuhan janin, kecacatan dan gangguan pada janin serta leukemia.
Bahkan, campuran ganja dan tembakau juga bisa meningkatkan risiko bayi lahir prematur atau lahir dengan berat badan rendah. Konsumsi ganja ketika menyusui bisa membuat zat tetrahydrocannabinol (THC) dalam ganja bisa masuk ke dalam ASI.