Fakta Virus Marburg: Kapan Pertama Kali Muncul dan Cara Penularannya

Jum'at, 13 Agustus 2021 | 06:20 WIB
Fakta Virus Marburg: Kapan Pertama Kali Muncul dan Cara Penularannya
Ilustrasi virus Marburg. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan peringatan adanya potensi wabah virus Marburg yang mirip dengan Ebola. Menurut WHO, infeksi virus Marburg atau MVD itu memiliki rasio kematian hingga 88 persen. Tetapi bisa jauh lebih rendah dengan perawatan pasien yang baik.

Virus Marburg dan virus Ebola sama-sama termasuk keluarga Filoviridae (filovirus). Meskipun disebabkan oleh virus yang berbeda, kedua infeksi itu secara klinis hampir mirip.

Meski saat ini namanya mungkin tak sepopuler virus Covid-19 atau Ebola, tapi Marburg sebenarnya bukan virus baru. Dikutip dari situs resmi WHO berikut sejumlah fakta mengenai virus Marburg, mulai dari kapan pertama kali virus marburg muncul, cara penularan, hingga gejala yang ditimbulkannya.

Sejarah Ditemukannya Virus Marburg
Sesuai namanya, virus Marburg pertama kali terdeteksi di salah satu kota di Jerman, Marburg. Ketika itu, pada tahun 1967, sebenarnya wabah penyakit virus Marburg (MVD) juga ditemukan di Frankfurt, Jerman, dan di Beograd, Serbia.

Wabah besar yang terjadi secara bersamaan di dua negara itu menyebabkan pengenalan awal penyakit Marburg. Wabah itu dikaitkan dengan pekerjaan laboratorium menggunakan monyet hijau Afrika (Cercopithecus aethiops) yang diimpor dari Uganda.

Selanjutnya, wabah menyebar ke Angola, Republik Demokratik Kongo, Kenya, Afrika Selatan dan Uganda. Pada tahun 2008, dua kasus dilaporkan pada pelancong usai mengunjungi gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus di Uganda.

Cara Penularan
Awalnya, infeksi MVD menular kepada manusia akibat adanya kontak yang terlalu lama di tambang atau gua yang dihuni oleh koloni kelelawar Rousettus.

Tetapi kemudian, infeksi Marburg bisa menular antar manusia melalui kontak langsung lewat kulit yang rusak atau selaput lendir dengan darah, sekresi, organ atau cairan tubuh lainnya dari orang yang terinfeksi. Juga dengan permukaan dan bahan, misalnya tempat tidur atau pakaian yang terkontaminasi dengan cairan tubuh tersebut.

Petugas kesehatan sering terinfeksi saat merawat pasien yang dicurigai atau dikonfirmasi MVD. Hal ini terjadi melalui kontak dekat dengan pasien ketika tindakan pencegahan pengendalian infeksi tidak dilakukan secara ketat.

Baca Juga: WHO Sebut Virus Marburg Sangat Menular, Kenali 8 Gejalanya

Penularan melalui peralatan injeksi yang terkontaminasi atau melalui luka tusukan jarum juga dikaitkan dengan penyakit yang lebih parah, kerusakan yang cepat, dan, mungkin juga tingkat kematian yang lebih tinggi.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI