Sementara pada uji coba fase 2, menurut NIH, tingkat kemanjuran vaksin menjadi 33 hingga 65% pada bayi dan 30 hingga 53% pada anak-anak dalam mencegah penyakit klinis.
Dalam uji coba Fase 3, kemanjuran vaksin adalah 56% pada anak-anak berusia 5 hingga 17 bulan.
Selain WHO, regulator obat Uni Eropa juga telah menyetujuinya pada 2015, mengatakan manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
WHO mengatakan efek samping dari vaksin jarang terjadi. Tetapi umumnya dampaknya adalah demam yang menyebabkan kejang sementara.
Malaria jauh lebih mematikan daripada Covid-19 di Afrika. Penyebabnya adalah parasit plasmodium falciparum.
Menurut perkiraan WHO, malaria sudah menewaskan 386.000 orang Afrika pada 2019, dibandingkan dengan kematian akibat Covid-19 dalam 18 terakhir, yakni sebanyak 212.000 kematian.