Data GLOBOCAN: Pengobatan Kanker Paru di Indonesia Belum Merata

Selasa, 23 November 2021 | 18:28 WIB
Data GLOBOCAN: Pengobatan Kanker Paru di Indonesia Belum Merata
Ilustrasi kanker paru. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kanker paru juga seringkali hanya dikaitkan dengan perilaku merokok. Namun temuan karakteristik unik di daerah Asia Pasifik, termasuk Indonesia, bahwa jumlah non perokok dan perempuan yang didiagnosis dengan kanker paru lebih tinggi dibandingkan dengan tempat lain di dunia (EIU, 2020). 

"Sehingga, kita tidak dapat mengesampingkan pentingnya meningkatkan akses ke pengobatan yang paling direkomendasikan untuk setiap jenis kanker paru," kata dokter Sita.

Ia menekankan pentingnya tindakan pencegahan faltor risiko kanker paru seperti menjauhi rokok juga melakukan skrining kanker paru dan deteksi dini kanker paru. 

Skrining kanker paru merupakan upaya mendiagnosis kanker sebelum terjadi gejala. Skrining diharapkan dapat dilakukan pada usia dewasa, risiko tinggi seperti merokok, perokok pasif, atau bekas perokok, riwayat pajanan pekerjaan, riwayat genetik kanker, dan riwayat fibrosis paru. 

Sedangkan deteksi dini merupakan upaya untuk mendeteksi kanker saat terjadi gejala yaitu batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dada.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI