"Varian, yang masuk dengan nomor garis keturunan ilmiah B.1.1.529, "memiliki jumlah mutasi yang sangat tinggi," tambahnya.
Ia mengungkapkan, WHO mungkin akan memberikan nama Yunani, seperti varian virus corona lain, pada varian tersebut hari ini.
Varian B.1.1.529 itu juga telah terdeteksi di Botswana dan Hong Kong di antara para pelancong dari Afrika Selatan.
WHO menyatakan masih memantau dengan cermat varian yang dilaporkan. Pertemuan teknis baru akan dilakukan untuk menentukan apakah perlu ditetapkan sebagai variant of interest atau variant of concern.
“Analisis awal menunjukkan bahwa varian ini memiliki sejumlah besar mutasi yang memerlukan dan akan menjalani studi lebih lanjut,” tambah WHO.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Afrika Selatan Joe Phaahla mengatakan varian tersebut menjadi keprihatinan serius dan menjadi ancaman besar di tengah lonjakan kasus yang tengah terjadi saat ini.
Jumlah infeksi harian Afrika Selatan mencapai 1.200 pada Rabu (24/11), naik dari 106 pada awal bulan.
Sebelum deteksi varian baru, pihak berwenang telah memperkirakan gelombang keempat akan melanda Afrika Selatan mulai sekitar pertengahan Desember, bersamaan dengan perjalanan menjelang libur akhir tahun.
Institut Nasional untuk Penyakit Menular (NICD) yang dikelola pemerintah Afrika Selatan mencatat telah ada 22 kasus positif varian B.1.1.529 setelah pengurutan genom.
Baca Juga: Info Vaksin Surabaya Jumat 26 November 2021, Puskesmas Wonokromo Pakai Vaksin AstraZeneca
NICD mengatakan jumlah kasus yang terdeteksi dan persentase yang dites positif meningkat dengan cepat di tiga provinsi, termasuk Gauteng, pusat ekonomi Johannesburg dan ibu kota Pretoria.