5 Fakta Virus Corona Varian Omicron, Dari Gejala Hingga Bersiko Kebal Vaksin

Minggu, 28 November 2021 | 18:30 WIB
5 Fakta Virus Corona Varian Omicron, Dari Gejala Hingga Bersiko Kebal Vaksin
Ilustrasi virus corona. [Shutterstock]

Suara.com - Covid-19 varian omicron yang ditemukan di Afrika Selatan telah jadi perhatian dunia. Setelah melakukan rapat darurat pada Jumat (26/11), Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan varian tersebut dalam status mengkhawatirkan atau variant of concern (VOC).

Status VOC menandakan varian tersebut memiliki tingkat penularan tinggi, virulensi yang tinggi, dan menurunkan efektivitas diagnosis, pengobatan juga kerja vaksin yang ada.

Sebelumnya, WHO telah memasukkan varian Alpha, Beta, Gamma, dan Delta dalam status VOC tersebut.

WHO meminta seluruh negara di dunia harus melakukan sejumlah langkah untuk mengantisipasi penyebaran varian Omicron yang bisa memicu gelombang pandemi lebih parah.

Ilustrasi virus corona. [Antara]
Ilustrasi virus corona. [Antara]

"Setiap orang perlu diingatkan untuk melakukan tindak pencegahan mengurangi risiko tertular Covid-19. Seperti penggunaan masker yang tepat, menjaga kebersihan tangan, jaga jarak, meningkatkan ventilasi dalam ruangan, dan mendapatkan vaksinasi," kata WHO melalui situs resminya.

WHO juga mengumumkan bahwa dari sejumlah bukti hasil penelitian awal ditemukan adanya peningkatan risiko penularan dan perubahan yang membahayakan dalam epidemiologi Covid-19.

Suara.com mengumpulkan sejumlah fakta virus corona varian Omicron dari berbagai sumber berikut ini:

1. Ditemukan sejak awal November

Omicron pertama kali dideteksi pada 23 November di Botswana, Afrika Selatan, dari hasil pemeriksaan spesimen yang diambil pada 9 November. Kemudian, pada 24 November, para ilmuan di Afrika Selatan mengumumkannya secara global.

Baca Juga: Update Covid-19 Global: Temukan 2 Kasus Omicron, Inggris Buat Langkah Pencegahan Baru

Sebelum diberi nama omicron, varian tersebut diberi kode B.1.1.529 dan diketahui memiliki jumlah mutasi lebih banyak dibandingkan varian Delta dari India dan varian Beta yang juga ditemukan di Afrika Selatan pada tahun lalu.

Para ilmuan memperkirakan, mutasi itu muncul akibat terjadinya lonjakan infeksi di negara tersebut. Kasus positif Covid-19 di Afrika Selatan dilaporkan telah meningkat sepuluh kali lipat sejak awal November.

Perkiraan sementara, varian tersebut bermutasi sekitar 30 sel kunci protein spike.

2. Berisiko kebal vaksin

Badan Keamanan Kesehatan Inggris menyebutkan kalau varian omicron kemungkinan kebal terhadap vaksin Covid-19 yang ada saat ini. Lantaran jumlah protein yang banyak dan sangat berbeda dengan virus corona asli yang menjadi bahan dasar pembuatan vaksin.

"Ini adalah varian paling signifikan yang kami temui hingga saat ini. Penelitian mendesak sedang dilakukan untuk mempelajari lebih lanjut tentang penularan, tingkat keparahan, dan kerentanannya terhadap vaksin," kata Kepala Eksekutif UKHSA Jenny Harries dikutip dari Channel News Asia.

Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI