Ada peningkatan yang lebih besar untuk wanita dan lebih sedikit risiko bagi mereka yang memiliki indeks massa tubuh (BMI) normal.
"Gangguan emosional atau tidak sabar berkaitan dengan timbulnya stroke, stroke iskemik dan perdarahan intraserebral. Sedangkan, aktivitas fisik berat berkaitan dengan perdarahan intraserebral saja," kata peneliti.
Studi ini juga menyimpulkan bahwa tidak ada peningkatan dengan paparan pemicu kemaran dan aktivitas fisik yang berat.
Studi ini menunjukkan bahwa tidak ada efek modifikasi berdasarkan wilayah, penyakit kardiovaskular sebelumnya , faktor risiko, obat kardiovaskular, waktu atau hari timbulnya gejala.
Dr. Michelle Canavan, seorang dokter stroke konsultan Rumah Sakit Universitas Galway pun mengatakan bahwa orang harus memperhatikan kesehatan mental dan fisik di segala usia, tapi penting juga bagi beberapa orang untuk menghindari aktivitas fisik yang berat, terutama mereka yang berisiko tinggi menderita penyakit kardiovaskular.
Beberapa cara terbaik untuk mencegah stroke adalah empertahankan gaya hidup sehat, mengobati tekanan darah tinggi dan tidak merokok.
Tetapi, penelitian kami juga menunjukkan peristiwa lain seperti episode kemarahan atau kesal atau periode aktivitas fisik yang berat pun meningkatkan risiko stroke.