Suara.com - Beras yang diolah menjadi nasi merupakan makanan pokok kebanyakan orang Indonesia. Namun konsumsi nasi berlebih kerap dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti kolesterol dan diabetes.
Itu terjadi karena nasi mengandung tinggi karbohidrat yang jika dikonsumsi dengan jumlah tertentu, dapat menyebabkan indeks glikemik meningkat.
Dan meskipun beras atau nasi tidak mengandung kolesterol secara langsung, namun mengonsumsi nasi bisa memengaruhi tubuh, yang pada akhirnya dapat meningkatkan kadar kolesterol atau trigliserida.
Dikutip dari Medical News Today, Senin (9/5/2022) ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan apakah nasi dapat menyebabkan seseorang mengembangka masalah kolesterol tinggi. Misalnya;

- Jenis nasi yang dimakan
- Seberapa sering dimakan
- Ukuran porsi
- Apa yang dimakan dengan dengan nasi
- Memiliki faktor risiko kolesterol tinggi seperti obesitas, tidak aktif, atau makan makanan tidak bergizi
Selain itu, jenis beras atau nasi yang dimakan juga dapat menentukan apakah berisiko meningkatkan kolesterol atau tidak.
Misalnya, beras putih kerap diklasifikasikan sebagai biji-bijian olahan. meskipun sering diperkaya dengan nutrisi, namun beras putih masih rendah kandungan serat.
Sebaliknya, beras dalam kelompok biji-bijian utuh mengandung semua nutrisi alami yang berasal dari tanaman, termasuk serat, mineral, dan vitamin.
Beras dalam kelompok biji-bijian utuh adalah beras merah, beras liar, beras ungu dan beras hitam.
Kesimpulannya: meski mengonsumsi nasi putih dapat memberikan nutrisi tambahan seperti vitamin B, kita tetap harus membatasi konsumsi biji-bijian olahan agar tidak lebih dari setengah asupan harian.
Baca Juga: Walau Terjadi Lonjakan Permintaan, Bulog Pastikan Harga Beras Stabil Sampai Saat Ini
Beberapa bukti menunjukkan makan biji-bijian olahan seperti nasi putih, dapat mengembangkan masalah kadar kolesterol tinggi.