3. Leptospirosis
Leptospirosis adalah infeksi bakteri yang ditularkan melalui air atau tanah yang terkontaminasi urin hewan, seperti tikus. Orang yang terpapar air banjir berisiko terkena leptospirosis, yang dapat menyebabkan gejala seperti sakit kepala, mual, muntah, nyeri otot, hingga gagal ginjal jika tidak segera diobati.
4. Demam Tifoid
Penyakit tifoid disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi yang dapat menyebar melalui makanan dan air yang terkontaminasi.
Gejala utama penyakit ini adalah demam tinggi, sakit kepala, sakit perut, dan diare. Tanpa penanganan yang tepat, demam tifoid bisa mengarah pada komplikasi serius, seperti pneumonia dan infeksi organ lainnya.
5. Malaria
Malaria disebabkan oleh infeksi parasit Plasmodium yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles. Selama musim hujan dan banjir, kondisi yang lembap dan adanya genangan air menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk ini.
Gejala malaria meliputi demam tinggi, menggigil, serta nyeri tubuh. Jika tidak diobati, malaria bisa menyebabkan komplikasi yang lebih serius, seperti malaria serebral.
6. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
Baca Juga: Anggaran Skrining Kesehatan Ulang Tahun Gratis Tembus Rp4,7 Triliun, Ini Cara Mendapatkannya!
Cuaca lembap dan udara yang dingin selama musim hujan dapat memperburuk kondisi pernapasan, menyebabkan infeksi saluran pernapasan akut. Gejalanya meliputi batuk, pilek, dan sesak napas, yang jika dibiarkan bisa berkembang menjadi pneumonia.