Penyebab azoospermia bisa bermacam-macam, termasuk faktor genetik, infeksi atau peradangan pada organ reproduksi, efek samping pengobatan tertentu (seperti kemoterapi), serta gangguan hormonal yang menghambat produksi sperma.
Bagaimana Cara Mengetahui Jika Pria Mengalami Azoospermia?
Azoospermia sering kali tidak menunjukkan gejala yang jelas. Banyak pria baru mengetahui kondisi ini ketika mereka dan pasangan mengalami kesulitan memiliki anak. Untuk mendiagnosis azoospermia, dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan berikut:
1. Analisis Sperma – Tes laboratorium untuk mengetahui apakah ada sperma dalam air mani.
2. Tes Hormon – Untuk memeriksa apakah azoospermia disebabkan oleh gangguan hormonal.
3. USG Skrotum – Untuk melihat adanya penyumbatan atau kelainan pada saluran sperma.
4. Biopsi Testis – Prosedur medis untuk mengambil sampel jaringan testis dan memeriksa apakah masih ada produksi sperma.
Menurut dr. Widya Juwita, M.Biomed, Sp.And, dokter spesialis andrologi di Bethsaida Hospital, azoospermia bukan berarti pria tidak bisa memiliki anak.
"Dengan pemeriksaan yang tepat, kita bisa menentukan penyebabnya dan memberikan solusi yang sesuai, baik melalui terapi hormon, pembedahan, atau teknik reproduksi berbantu seperti IVF (In Vitro Fertilization)," ungkapnya.
Baca Juga: Calvin Verdonk dan Arhan Cemberut Jelang Timnas Indonesia vs Bahrain
Apakah Pria dengan Azoospermia Masih Bisa Memiliki Anak?