Suara.com - Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran (Unpad), Prof. Keri Lestari, mengingatkan masyarakat untuk berhati-hati dalam mengonsumsi suplemen vitamin B6, terutama dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang lama.
Hal itu disampaikan menyusul adanya laporan dugaan keracunan vitamin B6 akibat konsumsi suplemen Blackmores di Australia.
"Efek toksik Vitamin B6, terutama kerusakan saraf tepi (neuropati perifer), dapat terjadi bila dikonsumsi pada dosis yang tinggi atau overdosis," kata Keri dihubungi Suara.com, Selasa (22/7/2025).
Dia menyebutkan, risiko neuropati perifer mulai meningkat ketika vitamin B6 dikonsumsi dalam dosis lebih dari 200 mg per hari secara rutin dalam jangka panjang, yakni selama berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.
Gejala yang umum dialami pada kasus overdosis ini antara lain kesemutan, mati rasa, kelemahan otot, hingga gangguan koordinasi.
Penggunaan vitamin B6 pada dosis yang lebih rendah, misalnya hingga 100 mg/hari, umumnya dianggap aman. Tetapi dia mengingatkan kalau penggunaan jangka panjang atau dosis tinggi harus dalam pengawasan dokter.
"Risiko neuropati perifer pada dosis ini pun sangat rendah, tetapi tetap ada kemungkinan kecil jika digunakan dalam jangka waktu yang sangat lama, misalnya beberapa tahun," jelasnya.
Sebelumnya diwartakan, ratusan warga Australia mengajukan gugatan class action terhadap Blackmores. Mereka melaporkan mengalami gangguan saraf, kelelahan ekstrem, hingga neuropati akibat konsumsi vitamin B6 dalam jumlah besar selama periode tertentu.
Salah satu penggugat, Dominic Noonan-O’Keeffe, diketahui mengalami keracunan vitamin B6 setelah mengonsumsi suplemen Blackmores selama empat bulan, dengan kadar B6 dalam tubuh mencapai 29 kali lipat dari ambang normal.
Baca Juga: Peduli Lingkungan, Blackmores Indonesia Berhasil Kumpulkan Lebih dari 3.700 Sampah Botol Plastik
Regulator farmasi Australia, Therapeutic Goods Administration (TGA), kini membatasi penjualan produk dengan kadar B6 tinggi dan mewajibkan label peringatan pada kemasan, terutama terkait risiko neuropati.
Blackmores Indonesia Pastikan Produknya Aman
Sementara itu Blackmores Indonesia atau PT Kalbe Blackmores Nutrition (KBN) memastikan bahwa suplemen mereka di Indonesia aman dikonsumsi.
Corporate External Communication Kalbe Farma, Hari Nugroho kepada Suara.com pada Selasa (22/7/2025) mengatakan beberapa produk yang didistribusikan PT KBN- anak usaha Kalbe Farma - memang mengandung vitamin B6 tetapi dosisnya sudah sesuai dengan aturan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau BPOM.
"Ada (suplemen Blackmores di Indonesia yang mengandung vitamin B6)," tegas Hari kepada Suara.com, "Dan produk Blackmores yang beredar di Indonesia telah mematuhi regulasi BadanPOM."
Yang dia maksud adalah Peraturan BPOM No.32/2022 (jo. Peraturan BPOM no 15/2024), yang menetapkan batas maksimum vitamin B6 adalah 100 mg per takaran harian untuk suplemen kesehatan.
"Sedangkan semua varian Blackmores yang terdaftar dan dijual resmi di Indonesia mengandung vitamin B6 jauh di bawah batas tersebut," lanjut Hari.
Ia lalu membeberkan beberapa jenis produk yang dimaksud, yakni Blackmores Koalakids Study Buddy Advanced yang mengandung 0.82mg vitamin B; Blackmores Koalakids Multi Chewables dengan 0.65mg Vit B; Blackmores Multivitamins + Minerals dengan 8 mg vitamin B; Blackmores Multivitamin + Body Shield dengan 25 mg Vit B6; dan Blackmores Pregnancy & Breast-Feeding Gold dengan 1.1mg vitamin B.
![Salah satu produk Blackmores Indonesia yang mengandung Vitamin B6. [Dok Blackmores Indonesia]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2025/07/22/23019-blackmores-vitamin-b6.jpg)
Lebih lanjut Hari juga menegaskan bahwa Blackmores Indonesia tidak menjual produk yang sedang dipermasalah di Australia, yang oleh BPOM disebut sebagai Blackmores Super Magnesium+.
"Produk tersebut tidak terdaftar maupun diedarkan secara resmi di Indonesia," tegas Hari.
Sebelumnya juga BPOM mengatakan berdasarkan hasil penelusuran pada data registrasi BPOM dan koordinasi dengan PT Kalbe Blackmores Nutrition sebagai distributor produk Blackmores di Indonesia, produk Blackmores Super Magnesium+ tidak terdaftar dan tidak memiliki izin edar di Indonesia.
"Produk tersebut hanya dipasarkan khusus di Australia," terang BPOM.
Meski demikian BPOM mewanti-wanti bahwa pihaknya menemukan beberapa tautan penjualan online produk Blackmores Super Magnesium+ di Indonesia dan meminta publik untuk tidak membelinya.
"BPOM telah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA), dan marketplace terkait yang terdeteksi menjual produk tersebut untuk melakukan penurunan/takedown tautan penjualan serta mengajukan daftar negatif (negative list) atau pemblokiran terhadap produk dimaksud," tegas BPOM.