Karena itulah, kata Anom, sang gubernur tampaknya lebih memilih dihujat saat ini karena suratnya membuat FIFA membatalkan drawing hari Jumat pekan ini di Bali, ketimbang elektabilitasnya drop lantaran ada huru-hara saat Timnas Israel berlaga di daerahnya.
“Risiko paling aman ya di-bully saat ini. Kalau dihujat saat Timnas Israel datang, itu hantaman keras buat Koster dan juga PDIP.”
Anom menilai, kesan berbeda didapatkan dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, yang juga melontarkan pernyataan penolakan serupa.
Menurutnya, dengan komunitas pendukung Palestina yang lebih besar di Jateng ketimbang Bali, keputusan itu mampu menjelma sebagai dukungan politik bagi Ganjar.
Dalam perhitungan politik, kata Anom, hujatan terhadap Ganjar akan lebih sedikit ketimbang bila dia mendukung Timnas Israel hadir di Stadion Manahan Solo.
“Kalau dia mendukung Timnas Israel, serangan lebih kuat, tidak hanya di level oposisi, tapi juga level rakyat akar rumput.”
Wayan Koster tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan SuaraBali.id melalui pesan singkat, hingga artikel ini dipublikasikan, Rabu 29 Maret.
Namun, Senin awal pekan ini, seusai menghadiri rapat di Komisi II DPR RI, Koster menegaskan sikap menolak Timnas Israel itu bukanlah untuk kepentingan pribadinya.
“Bukan sikap saya, sikap pemerintah juga,” kata Koster.
Koster tidak mau menjawab apakah ada solusi yang diusulkan bila tetap berkukuh tidak menerima Timnas Israel berlaga di Bali.
"Cukup, jangan tanya saya, yang itu jangan tanya saya," kata Koster.
Berharap cuan, apes didapat
GELARAN Piala Dunia U20 seharusnya dimulai kurang dari dua bulan lagi di enam daerah Indonesia, kini kembali dimentahkan.
Setelah FIFA membatalkan drawing babak penyisihan grup yang dijadwalkan Jumat 31 Maret pekan ini di Bali, federasi sepakbola dunia itu belum memberikan kepastian apakah Indonesia tetap menjadi tuan rumah atau tidak.
Pelaku pariwisata di Bali tentu kecewa karena mengharapkan meraup cuan dari acara tersebut, kini malah apes.