Suara.com - Pernyataan Presiden Joko Widodo atau Jokowi yang blak-blakan mengatakan akan cawe-cawe jelang Pemilu 2024 mendapatkan reaksi keras dari sejumlah politikus partai politik oposisi.
Salah satu elit Partai Demokrat, Kamhar Lakumani mengatakan, pernyataan Jokowi akan cawe-cawe dinilai tidak tepat dan cenderung berlebihan.
Menurut dia, pernyataan yang disampaikan Jokowi itu bukanlah sesuatu yang positif. Sebab itu menunjukkan dirinya sebagai presiden tidaklah netral dalam urusan Pemilu 2024.
Terlebih, lanjut Kamhar, selama ini Jokowi diketahui meng-endorse sejumlah tokoh yang digadang-gadang akan menjadi calon presiden.
"Beliau aktif meng-endorse capres tertentu dan berada dibalik pembentukan poros koalisi tertentu. Ini menegaskan Pak Jokowi tak netral. Apa pun justifikasinya, atas nama demokrasi, (aksi cawe-cawe) tak bisa dibenarkan," ujar Kamhar melalui keterangan tertulis pada awak media, Selasa (30/5/2023).
Reaksi tak kalah keras juga ditunjukkan oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Dalam video pernyataannya pada awak media, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengatakan, langkah Jokowi yang ikut cawe-cawe pada Pemilu 2024 sangat berbahaya.
Menurut dia, hal tersebut tidak seharusnya dilakukan oleh seorang presiden, sebab sosok presiden haruslah netral dalam pelaksanaan pesta demokrasi. Bahkan, Mardani meminta sang presiden untuk 'tak sok tahu'.
“Presiden jangan merasa sok tahu, apalagi merasa menjadi pengawal utama proses pemilu,” ucap Mardani Ali Sera.
Menurut dia, presiden seharusnya fokus saja memastikan pelaksanaan pesta demokrasi di Indonesia berlangsung dengan aman, luber dan jurdil.
Baca Juga: Perintah Jokowi ke Kapolri: Berantas Oknum Backing TPPO
“Setiap zaman itu ada orangnya, pak Jokowi fokus saja, itu pun sudah beratm” lanjutnya.