2. Lempar Ponsel
Lagi lagi cerita yang tersaji pada Pemilu 2009. Aksi tempramen Prabowo itu ditunjukkan ketika Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menarik dukungan dari Partai Gerindra.
Mulanya, para petinggi PPP bertemu Prabowo di kediaman Hashim Djojohadikusumo di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan pada 10 Mei 2009.
Para petinggi PPP yang dimaksud ialah Suharso Monoarfa, Suryadharma, Joko Purwanto hingga Hasrul Azwar.
Kehadiran mereka itu bermaksud untuk berpamitan dengan Prabowo karena PPP memutuskan mencabut dukungan.
![Ketua Umum PPP Surya Dharma Ali bersama Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto. [suara.com/Adrian Mahakam]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2014/05/16/AM2014051624.jpg)
Mendengar keputusan partai berlambang kakbah itu, Prabowo lantas disebut langsung mengambil ponsel yang terletak di meja dan marah-marah.
Menurut sumber, ponsel itu dilemparkan Prabowo mengarah ke Suharso.
Sementara itu, Suryadharma Ali pernah menjawab soal isu pelemparan ponsel. Ia membantah isu tersebut.
"Tidak benar saya dilempar HP sama Pak Prabowo. Itu tidak benar. Tidak benar itu kan rumor," kata Suryadharma Ali di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (6/5/2014).
3. Isu Prabowo Tampar Sandiaga
Ini terjadi ketika Pilpres 2019 di mana Prabowo kembali maju sebagai capres didampingi Sandiaga Uno sebagai cawapres. Menurut penghitungan cepat atau quick count, pasangan Prabowo-Sandiaga kalah dari Jokowi dan Ma'ruf Amin.
Namun, Prabowo sempat mengklaim kalau suara mereka lah yang unggul. Menurut kabar burung yang berhembus, Sandiaga sempat meminta kepada Prabowo untuk mengakui kekalahan.
Namun, ia malah marah kepada Sandiaga dan menampar pendampingnya tersebut.
Hal tersebut didukung dengan tersebarnya sebuah tangkap layar WhatsApp yang memperlihatkan percakapan soal Sandiaga ditampar Prabowo.

Hasil tangkap layar itu lantas didukung dengan foto Sandiaga dengan wajah lebam dan terdapat luka di bagian bibir.