Suara.com - Capres nomor urut 1, Anies Baswedan merasa tidak setuju dengan wacana pembagian susu gratis. Sebab menurutnya, banyak Indonesia yang mengalami lactosa intolerant atau gangguan pencernaan akibat tubuh tidak dapat mencerna laktosa.
“Banyak anak-anak kita yang punya istilahnya apa? Lactosa intolerant," kata Anies dalam acara Nakes Desak Anies di Half Patiunus, Jakarta Pusat, Kamis (18/1/2024).
Lactosa intolerant atau intoleransi laktosa itu sering terjadi dengan tanda diare, sering buang angin hingga perut kembung.
Baca Juga:
Tak Kunjung Terbitkan Izin Tinggal, Kini Jakpro Polisikan Warga Eks Kampung Bayam Gara-gara Ini
Fakta Masjid Ibu Anies Baswedan di Sorong, Dibangun di Atas Darah Pejuang Palestina
Ketimbang minum susu, Anies merasa lebih setuju mengonsumsi ikan sebagai upaya mengatasi masalah stunting.
"Kita ini punya laut yang luas, kita punya sumber pangan dari laut yang banyak, sehingga nutrisinya ya, bukan harus jenis susu,” ungkap Anies.
Oleh sebab itu, Anies mengaku tidak setuju dengan program bagi-bagi susu, karena selain tidak bisa mencakup kebutuhan anak-anak yang alergi terhadap kandungan susu, program ia nilai hanya menguntungkan pengusaha susu.
“Kalau dari susu nanti pabrik-pabrik susu yang akan hidup dari proyek ini. Tapi kalau kita dorong ikan, maka kita akan dapat ikan itu di semua tempat dengan mudah. Di danau dapat, di laut dapat, dan harganya terjangkau, aksesnya mudah,” lanjutnya.
Sebelumnya, Anies menilai program makan siang gratis bukan solusi untuk mengatasi masalah stunting.
Anies menekankan bahwa jika menyelesaikan stunting ketika anak-anak sudah masa sekolah, maka hal itu sudah terlambat.
"Penanganannya tidak bisa di masa sekolah, jadi nggak cukup dikasih makan siang, sudah terlambat. Nggak cukup," ujar Anies saat acara Nakes Desak Anies, Kamis.
Eks Gubernur DKI Jakarta itu menekankan pentingnya pemberian nutrisi yang cukup bagi para ibu hamil.