Mereka biasanya cenderung memilih untuk tetap menjaga pendapat dan mungkin saja tidak mengungkapkan dukungan terhadap salah satu paslon secara terbuka.
Selanjutnya, kelompok silent majority bisa dikatakan mempunyai kekuatan untuk menjadi penentu dalam menentukan hasil dari suatu pemilihan lantaran jumlahnya yang begitu besar.
Adapun kandidat yang bisa menarik dukungan dari silent majority ini maka berpeluang bisa memenangkan pemilihan lantaran mereka mewakili suara mayoritas yang memilih diam.
Contoh Silent Majority dalam Pelaksanaan Pemilu
Contoh silent majority pada pemilu sendiri berkaitan erat dengan masyarakat dengan jumlah kelompok besar yang secara tertutup menyatakan dukungannya terhadap salah satu pasangan calon (paslon). Adapun kelompok ini biasanya memilih untuk menjaga rapat pendapatnya dan mungkin saja tidak mengungkapkan dukungan terbuka karena ada alasan tertentu.
Adapun hasil dari keputusan silent majority ini baru akan terlihat di hari-H pemungutan suara. Tak sampai di situ, survei dan jajak pendapat belum tentu bisa mengukur preferensi silent majority dengan akurat.
Dampak dari Silent Majority
Silent majority atau mayoritas yang memilih diam dalam konteks pemilu dapat memberikan beberapa dampak. Dirangkum dari beberapa sumber, berikut ini adalah dampak dari silent majority pada pemilu:
• Suara dari kelompok silent majority menjadi sulit terdeteksi jajak pendapat sehingga dapat membuat kejutan pada hasil pemilu.
Baca Juga: Pemilu 2024 dan Pengulangan Alasan oleh Pihak-Pihak yang Kalah Kontestasi
• Menimbulkan kontroversi lantaran sulit dilakukan verifikasi berdasar klaim silent majority.