Split-Ticket Voting
Direktur Konsultan LSI Denny JA, Adjie Alfaraby meyebut terjadi fenomena split-ticketing voting, yakni pemilih memberikan suara kepada presiden yang berbeda dengan partai pengusung.
"Split-ticket voting memang terjadi dalam pemilu yang banyak jenis pemilihannya. Nah, termasuk di kita, karena pemilu serentak, ada pemilihan presiden dan legislatif. Sehingga terjadi split-ticket voting yang sengaja dilakukan pemilih," kata Adjie lewat siaran daring, Kamis (15/2/2024).
Adjie memaparkan data yang mereka peroleh, sebanyak 32,8 persen pemilih PDIP memilih Prabowo-Gibran, sedangkan Ganjar Mahfud 60,4 persen dan Anies-Muhaimin 5,5 persen.
Kemudian untuk Gerindra split-ticketing voting tidak terlalu kentara. Sebanyak 89,1 persen pemilih Gerindra menjatuhkan pilihan ke Prabowo-Gibran sebagai capres cawapresnya. Sementara ke Anies-Muhaimin hanya 3,4 persen, dan ke Ganjar-Mahfud 1,3 persen.