Di sisi lain, pihak PPP terus mengamati fluktuatif perolehan suara mereka yang juga mengalami kejanggalan. PPP diketahui berhasil memperoleh 3,06 juta suara per tanggal 7 Februari 2024 dan sempat mencapai angka 4 persen sebagai ambang batas parliamentry threshold.
Namun, perolehan suara PPP mendadak turun menjadi 3,03 juta, menjadi 3,97 persen pada tanggal 2 Maret 2024. Hal ini pun menjadi sorotan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PPP Achmad Baidowi.
Menurutnya, ada kekeliruan perhitungan suara sehingga PPP mengalami penurunan perolehan suara, sedangkan PSI mengalami kenaikan yang signifikan.
"Jumlah perolehan suara dari TPS yang masuk itu kan makin hari makin bertambah. Seharusnya jumlah suaranya itu bertambah, bukan malah berkurang. Sementara ada partai lain yang malah mengalami kenaikan perolehan suara yang tidak wajar,” ujar Baidowi dalam keterangannya pada Minggu (3/3/2024).
Lonjakan ribuan suara PSI dua jam
Pihak PPP juga sempat mengamati pergerakan perolehan suara partai lainnya pada 1 Maret 2024. Dari hasil pengamatan PPP, perolehan suara PSI dapat melonjak hingga mendapatkan 19.000 suara dalam waktu 2 jam saja.
Situasi ini membuat pihak PPP mengecam KPU lantaran hasil perhitungan suara yang dianggap tidak valid dan banyak kejanggalan terjadi. Beberapa pihak bahkan menilai PPP menjadi "tumbal" demi melanggengkan jalan PSI menuju Senayan.
Suara kader PPP mendadak "pindah" ke PSI
Protes yang dilakukan Baidowi atau akrab disapa Awiek ini pun bukan tanpa dasar. Awiek yang juga mencalonkan diri sebagai caleg Dapil Jawa Timur XI ini mengaku suaranya sempat pindah ke PSI.
Baca Juga: Siapa Pendiri PSI dan Bagaimana Nasibnya Saat Ini? Berawal dari Kongkow di Cafe
"Di dapil saya itu, saya yang jadi korban. Dua TPS saya mendadak suara saya pindah ke suara PSI itu. Di TPS lain, di Desa Pangereman, Kecamatan Ketapang, suara saya juga ada yang dipindah ke PSI," ungkap Awiek.
Ia pun mengecam oknum yang tidak bertanggungjawab atas perpindahan suara ini.
"Makanya saya tanya, ini siapa yang bermain dengan suara? Saya sudah bilang ke KPU jangan utak atik. Yang kita khawatirkan ada oknum-oknum tertentu yang manfaatkan situasi," lanjut Awiek.
KPU sebut rekapitulasi suara belum final
Juru bicara KPU, Idham Kholik mengungkap bahwa data yang dipublikasikan adalah data yang sah.
"Semua data yang dipublikasikan ialah data perolehan suara yang ditulis langsung oleh KPPS dan disaksikan langsung oleh saksi peserta pemilu dan pengawas TPS setempat serta dipantau langsung oleh pemantau yang terdaftar," ungkap Idham dalam keterangannya, Minggu (3/3/2024).