7 Detail Pakaian Adat Jawa Tengah, Syarat Nilai Filosofis

Jum'at, 06 Mei 2022 | 17:00 WIB
7 Detail Pakaian Adat Jawa Tengah, Syarat Nilai Filosofis
Penampilan hakim garis saat pertandingan semifinal Indonesia Open 2019 antara Mohammad Ahsan-Hendra Setiawan melawan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (20/7). [Suara.com/Arief Hermawan P]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Basahan

Basahan merupakan salah satu pakaian adat Jawa Tengah yang kerap digunakan saat melangsungkan pernikahan dengan adat Jawa. Salah satu yang menjadi ciri khas basahan adalah tidak mengenakan luaran dan menggunakan Paes Ageng Kanigaran.

Basahan juga dikenal dengan nama Dodot karena kedua mempelai biasanya menggunakan kemben Panjang dan lebar yang disebut dodot. Dulunya, pakaian ini hanya boleh digunakan oleh kerabat Keraton.

Kebaya

Pakaian adat Jawa Tengah yang cukup populer ini dulunya hanya boleh dipakai kalangan bangsawan saat menghadiri acara-acara penting. Namun saat ini, untung saja kebaya sudah boleh dikenakan oleh semua kalangan, bahkan pada acara biasa.

Salah satu bahan terbaik untuk membuat kebaya adalah kain sutra atau katun tipis. Tidak jarang, ada kebaya yang menggunakan nilon tembus pandang yang dilengkapi dengan brokat serta sulaman.

Paes Ageng Kanigaran jadi primadona busana pernikahan adat Jawa. (Suara.com/Dinda Rachmawati)
Paes Ageng Kanigaran jadi primadona busana pernikahan adat Jawa. (Suara.com/Dinda Rachmawati)

Kanigaran

Kanigaran adalah pakaian adat Jawa Tengah yang biasa digunakan oleh para raja. Namun, saat ini kanigaran hanya biasa digunakan saat acara pernikahan.

Pada pakaian pria, kanigaran biasanya berupa beskap berkerah dengan beludru halus dan sulaman emas di kedua ujung lengan. Sulaman emas ini menjadi pembuktian atas kekuasaan yang para raja miliki.

Baca Juga: 7 Fakta Unik Met Gala 2022, Tema hingga Busana Ikonik Selebriti Jadi Sorotan

Beskap

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI