"Tak ada solusi lain," katanya.
Karyawan baru diberikan pelatihan selama enam jam dan praktik langsung di lapangan, kata dia. Kelangkaan staf sangat terasa dampaknya, terutama di Spanyol dan Portugal, di mana pariwisata menyumbang 13 persen dan 15 persen ekonomi di masing-masing negara itu sebelum pandemi.
Pengusaha hotel di sana menawarkan upah lebih besar, akomodasi gratis dan berbagai manfaat seperti bonus dan asuransi kesehatan.
"Banyak pekerja telah memutuskan pindah ke sektor lain, jadi kami memulai industri ini dari nol lagi dan kami berjuang mencari bakat," kata Gabriel Escarrer, CEO jaringan hotel Spanyol Melia kepada pers di Madrid.
Untuk menarik minat pekerja, perusahaannya menawarkan akomodasi, kadang berupa kamar hotel, karena sedikitnya rumah sewa di dekat resor.
Jaringan hotel yang lebih kecil juga menghadapi masalah serupa.
Direktur operasi Hotel Mundial, salah satu hotel paling ikonik di Lisbon, mengatakan pihaknya sedang merekrut 59 pekerja.
Tanpa jumlah staf yang cukup, dia khawatir beberapa hotel akan memangkas jumlah tamu dan berbagai fasilitas yang mereka berikan.
"Jika kami tak bisa merekrut, kami akan mengurangi pelayanan," katanya.
Baca Juga: Bundaran Hotel Indonesia Berpotensi Macet, DKI Jakarta Siapkan Langkah Penanggulangan