Plastik Galon Sekali Pakai Lebih Tipis Tapi Diperlakukan Sama Seperti Galon Guna Ulang, Berbahayakah?

Kamis, 01 Desember 2022 | 10:30 WIB
Plastik Galon Sekali Pakai Lebih Tipis Tapi Diperlakukan Sama Seperti Galon Guna Ulang, Berbahayakah?
Galon sekali pakai. (Dok: Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tekstur plastik PET yang lebih tipis, lanjut Achmad, menyebabkan galon berisiko mudah tergores dan kemasannya rusak saat didorong maupun digulingkan. Paparan sinar matahari secara intens juga berisiko merusak kemasan dan meningkatkan potensi migrasi zat kimia dalam air. 

Ilustrasi galon air isi ulang. [Istimewa]
Ilustrasi galon air isi ulang. [Istimewa]

"Ketahanan terhadap panas bisa diketahui dari titik leleh. Kalau untuk PET sekitar 80-an (derajat), kalau polikarbonat 150 (derajat) lebih, jauh lebih tinggi. Jadi kalau kena panas 100 derajat, PET itu bisa langsung meleleh sudah kehilangan kekuatan mekaniknya," jelasnya.

Kemasan plastik PET yang tipis juga berisiko menyebabkan migrasi senyawa kimia dalam air berupa etilen glikol dan dietilen glikol serta acetylcysteine.

"Dampaknya bisa sampai membuat orang kehilangan ingatan, hampir sama sakitnya berat juga. Dalam tubuh kita ada namanya reseptor dan ligan, kalau keduanya itu tidak bisa berkomunikasi karena terhalang oleh bahan kimia yang tinggi, nantinya bisa menjadi penyakit atau kanker," jelasnya.

Di sisi lain, BPOM juga membenarkan bahwa proses penyimpanan dan distribusi dari produsen air minum ke konsumen yang tidak baik juga bisa memicu migrasi. 

Hanya saja, pengujian migrasi zat kimia baru dilakukan terhadap kemasan galon polikarbonat. 

"Kita tahu banyak sekali transportasi galon PC (polikarbonat) yang saat ini masih terbuka, masih terpapar matahari, itu pun bisa mencetus migrasi BPA di dalam kemasan," kata Koordinasi Substansi Standarisasi Bahan Baku BPOM Yeni Restiani ditemui saat acara diskusi di Jakarta.

Yeni menambahkan bahwa pihaknya baru akan lakukan pengujian terhadap potensi migrasi kemasan PET pada galon sekali pakai.

Pembahasan mengenai pengkajian migrasi zat kimia pada kemasan PET tersebut masih dibahas oleh para pimpinan BPOM

Baca Juga: Kepala BPOM Sebut Indonesia Punya Potensi Kembangkan Plasma Darah, Memang Apa Manfaatnya?

"Karena kami juga mendapat masukan terkait adanya cemaran zat kimia etilen glikol pada kemasan PET," kata Yeni.

Zat Kimia Pada Plastik Tidak Selalu Berbahaya

Zat kimia sebenarnya memang telah digunakan dalam teknologi pangan sejak puluhan tahun lalu. Ahli Teknologi Pangan dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Nugraha Edhi mengatakan bahwa zat kimia dalam kemasan pangan ada yang sengaja ditambahkan dan tidak sengaja ditambahkan atau dihasilkan dari reaksi terdegradasi. 

Sebab, meski berbahan kimia, senyawa tersebut juga memiliki banyak manfaat selama kadarnya tidak melebihi batas aman. 

"Zat kimia ada banyak manfaatnya. Salah satu yang umum digunakan bahan pengawet kimia,"  jelasnya.

Pada kemasan air minum, Bisphenol-A atau BPA termasuk zat kimia yang dimanfaatkan dalam industri air minum kemasan galon guna ulang berbahan plastik polikarbonat (PC). BPA digunakan sebagai pengeras plastik yang akan diproduksi menjadi galon. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI