Mengenal Megaproyek Giant Sea Wall: Dulu Ditolak Anies, Kini Digarap Prabowo

Jum'at, 12 Januari 2024 | 14:15 WIB
Mengenal Megaproyek Giant Sea Wall: Dulu Ditolak Anies, Kini Digarap Prabowo
Giant Sea Wall Jakarta - Mengenal Megaproyek Giant Sea Wall: Dulu Ditolak Anies, Kini Digarap Prabowo (Antara/Galih Pradipta)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Pemerintah kembali menyampaikan komitmennya untuk membangun mega proyek giant sea wall. Hal ini dilakukan guna menyelamatkan pesisir utara Pulau Jawa dari sebuah ancaman tenggelam lantaran kenaikan air laut. Mari mengenal mega proyek giant sea wall dalam ulasan artikel berikut. 

Seperti yang diketahui gagasan pembangunan mega proyek giant sea wall atau tanggul laut dalam sekala besar itu sebelumnya gencar disampaikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Orang nomor satu di Indonesia itu menyebut jika pembangunan tanggul laut ini harus segera dirampungkan guna mengatasi banjir yang terjadi di Pulau Jawa khususnya wilayah Ibu Kota Jakarta. 

Meski demikian, Anies Baswedan ketika masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta di tahun 2018 menolak wacana pembangunan Giant Sewa Wall di lahan ibu kota. Ia mengaku khawatir megaproyek tersebut justru akan berakhir menjadi kobokan raksasa.

"Berbagai negara yang membangun tanggul seluas itu juga menjadi kobokan raksasa. Air tidak mengalir ke laut lepas tapi tertutup oleh tanggul raksasa dilepas pantai di situ letak masalah utamanya," kata Anies saat ditemui di Balai Kota Jakarta Pusat, Jumat (28/9/2018).

Lima tahun berlalu, Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto kembali menghidupkan rencana pembangunan Giant Sea Wall. Ia gmenegaskan akan mendorong berbagai pihak untuk melanjutkan pembangunan yang sempat tertunda tersebut. Diungkapkan oleh Prabowo, rencana pembangunan giant sea wall sendiri telah dibahas sejak beberapa belas tahun yang lalu. 

"Sesungguhnya masalah giant sea wall sudah dibahas beberapa belas tahun lalu. Kita berterima kasih kepada kementerian-kementerian dan lembaga-lembaga yang meneruskan pengkajian tentang gagasan giant sea wall ini," kata Prabowo saat mengisi seminar di Jakarta pada Rabu (10/1/2024) lalu. 

Menurut Prabowo permasalahan giant sea wall menjadi sebuah jawaban pada dampak dari fenomena perubahan iklim, seperti abrasi, kenaikan permukaan laut, hingga hilangnya lahan-lahan yang menyebabkan kualitas hidup sebagian dari masyarakat menjadi tidak stabil. 

Hal yang sama juga diungkap oleh Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. Airlangga menyebut jika kerugian negara akibat banjir tahunan di Jakarta bisa mencapai Rp 2,1 triliun per tahun. Lebih lanjut, ia menyebut, bahwa kerugian itu bisa terus meningkat setiap tahunnya hingga menyentuh angka Rp 10 triliun per tahun dalam 10 tahun yang akan datang. 

Untuk melanjutkan pembangunan mega proyek ini, Airlangga menyebut dibagi menjadi tiga fase yang akan menelan anggaran hingga sebesar Rp164,1 triliun hanya untuk pembanguan dua fasenya. Sementara, fase sisanya belum diketahui secara pasti berapa total anggaran yang alan dibutuhkan.  

Baca Juga: Prabowo Akui Keberhasilan Presiden-presiden RI Termasuk Megawati, Ini Katanya

“Total cost (Rp164,1 Triliun) yang diperlukan untuk pantura, hanya untuk bendungnya, banyak proyek yang bisa kita kembangkan dari sini,” ungkapnya dalam Seminar Nasional Strategi Perlindunan Kawasan Pulau Jawa Melalui Pembangunan Tanggul Pantai Dan Tanggul Laut, di Grand Ballroom Kempinski, Rabu (10/1/2024). 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI