Tekniknya mirip dengan yang digunakan pada pria, di mana folikel rambut diekstraksi dari area donor (biasanya bagian belakang kepala) dan ditanamkan ke area yang diinginkan.
Wanita, sama seperti pria, dapat memperoleh hasil permanen yang tampak alami melalui transplantasi rambut, yang secara efektif mengatasi kebotakan pola wanita atau penipisan rambut lokal. Bagi wanita, transplantasi rambut tidak hanya dapat memulihkan rambut tetapi juga kepercayaan diri.
Mitos 3: Hasil Transplantasi Rambut Terlihat “Palsu”
Banyak orang masih percaya bahwa transplantasi rambut menghasilkan tampilan "tempelan" atau buatan, yang dihasilkan oleh metode penanaman yang jadul. Teknik transplantasi rambut modern memastikan bahwa hasilnya sangat alami, sehingga hampir tidak dapat dibedakan dari rambut asli Anda.
Mari kita pahami dahulu bahwa transplantasi rambut adalah proses memindahkan folikel rambut dari area donor ke area yang diinginkan. Folikel ini diangkat dan disebut graft/bibit yang mana memiliki 1 hingga 3 helai rambut. Dengan teknik terbaru seperti DHI yang disediakan Integrafts Hair Transplant Center grafts dapat diambil sesuai yang dibutuhkan.
Dalam prakteknya untuk mencapai hasil garis rambut yang natural, grafts yang ditanam adalah yang mengandung 1 helai rambut. Lebih lanjut, teknik ini menggunakan alat seperti choi pen untuk menanam grafts dengan sudut yang natural dalam satu kali gerakan.
Hal ini memampukan dokter untuk menempatkan setiap grafts dengan presisi tinggi agar sesuai dengan pola pertumbuhan rambut alami pasien. Hasilnya? Rambut yang sepenuhnya tebal alami yang menyatu mulus dengan rambut di sekitarnya.
Bahkan jika dilihat dengan seksama, orang lain mungkin tidak akan menyadari bahwa Anda telah melakukan transplantasi rambut kecuali jika mengetahui kondisi sebelum transplantasi.
Mitos 4: Rambut yang Ditanam Rontok Lagi
Baca Juga: Cegah Kebotakan Dini, Ini 3 Rekomendasi Hair Oil Ampuh Atasi Rambut Rontok

Salah satu salah kaprah terbesar adalah bahwa transplantasi rambut seringkali disamakan dengan micropigmentation/sulam atau ekstensi/sambung rambut yang hasilnya sementara.
Umumnya ini muncul karena anggapan bahwa rambut yang ditransplantasi akan rontok dan tidak akan tumbuh kembali. Faktanya, memang benar bahwa setelah transplantasi rambut, beberapa rambut akan rontok, tetapi kerontokan ini bersifat sementara.
Kerontokan ini dikenal sebagai shock loss, dan merupakan bagian alami dari proses penyembuhan. Folikel yang ditransplantasi memasuki fase istirahat selama beberapa minggu setelah operasi, yang menyebabkan rambut yang baru ditransplantasi rontok/patah.
Head Doctor Integrafts Hair Transplant Center, dr. Cynthia Lawrence mengklaim bahwa shockloss justru menjadi indikator pertumbuhan rambut yang sehat.
"Folikel rambut yang ditanam adalah rambut yang hidup, maka secara alamiah ia akan mengikuti siklus pertumbuhan rambut normal seperti fase anagen, catagen, telogen, dan exogen. Fase terakhir yaitu exogen/shedding akan terjadi dan akan berlanjut ke fase anagen/growing. Jadi jangan khawatir—ini hanya bersifat sementara yang mana dalam beberapa bulan, folikel akan mulai menghasilkan rambut baru yang sehat," jelasnya lengkap.
Rambut baru akan hidup dan terus tumbuh secara permanen, sama seperti rambut lainnya di kulit kepala Anda. Rambut yang ditransplantasi biasanya diambil dari area yang tahan terhadap kebotakan (seperti bagian belakang kepala), yang berarti bahwa rambut baru kemungkinan besar akan bertahan seumur hidup.