Stop Limbah Pembalut! Inovasi Bio Material Ini Selamatkan Bumi dan Kesehatan Wanita

Dinda Rachmawati Suara.Com
Minggu, 08 Juni 2025 | 10:50 WIB
Stop Limbah Pembalut! Inovasi Bio Material Ini Selamatkan Bumi dan Kesehatan Wanita
Dari Ampas Tebu hingga Organic Cotton: Revolusi Pembalut Ramah Lingkungan Telah Dimulai (Dok. Istimewa)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Di tengah meningkatnya kesadaran akan pentingnya gaya hidup berkelanjutan, berbagai aspek kehidupan mulai mengalami pergeseran ke arah yang lebih hijau, termasuk dalam pemilihan produk kebersihan pribadi seperti pembalut wanita.

Kini, pembalut ramah lingkungan tidak hanya menjadi pilihan segelintir wanita, tetapi telah berkembang menjadi tren yang didorong oleh keinginan untuk hidup lebih sehat dan peduli lingkungan.

Kenapa Pembalut Ramah Lingkungan Semakin Digemari?

Pembalut konvensional umumnya menggunakan bahan berbasis minyak bumi seperti plastik dan serat sintetis, yang sulit terurai dan memberikan kontribusi besar pada limbah domestik. 

Di Indonesia saja, jutaan pembalut digunakan setiap bulan dan sebagian besar berakhir di tempat pembuangan akhir atau mencemari lingkungan karena dibuang sembarangan.

Di sisi lain, pembalut ramah lingkungan menawarkan solusi berkelanjutan yang lebih bersahabat dengan bumi. Bahan-bahan alami seperti kapas organik, ampas tebu, batu kapur, botanical oil, hingga resin alami digunakan untuk menggantikan material sintetis. 

Hasilnya? Produk yang tidak hanya mudah terurai tetapi juga lebih lembut dan aman untuk kulit. Menurut hasil riset terbaru dari PT Uni-Charm Indonesia Tbk, minat konsumen terhadap pembalut ramah lingkungan meningkat hingga lebih dari tiga kali lipat dalam empat tahun terakhir.

Terutama di kalangan perempuan muda yang lebih sadar akan isu lingkungan dan kesehatan. Salah satu keunggulan utama dari pembalut ramah lingkungan adalah kemampuannya untuk tidak hanya menjaga kebersihan tetapi juga kesehatan kulit. 

Dengan permukaan berbahan organic cotton, pembalut jenis ini mampu menyerap dengan baik, mengurangi kelembapan berlebih, serta menghindari iritasi atau rasa tidak nyaman yang kerap muncul saat menggunakan produk sintetis.

Baca Juga: Waspada! Apa yang Kita Makan Hari Ini, Pengaruhi Ingatan Kita 20 Tahun Lagi

Organic cotton yang digunakan dalam pembalut ramah lingkungan bebas dari pestisida dan bahan kimia berbahaya lainnya, menjadikannya pilihan yang lebih sehat untuk kulit sensitif. 

Lebih dari itu, teknologi bio material yang digunakan dalam seluruh komponen produk membantu mengurangi jejak karbon dan menghindari ketergantungan pada plastik berbasis minyak bumi.

Tren ini semakin mendapat sorotan sejak PT Uni-Charm Indonesia Tbk meluncurkan CHARM Daun Sirih Bio Materials Organic Cotton Type, pembalut pertama dari grup Unicharm yang seluruh komponennya menggunakan bio material.

Produk ini hadir dalam dua varian panjang, 23 cm dan 29 cm, dan sudah tersedia di berbagai platform e-commerce dan toko offline sejak awal Juni 2025.

Tiga inovasi teknologi menjadi dasar dari produk ini:

1. Penggunaan Bio Material

Setiap bagian pembalut dibuat dari bahan alami seperti ampas tebu, batu kapur, botanical oil, dan resin alami yang jarang dimanfaatkan, namun kaya potensi.

2. Top Sheet dari Organic Cotton

Permukaan pembalut yang langsung bersentuhan dengan kulit terbuat dari organic cotton, memberikan rasa lembut dan nyaman serta daya serap tinggi.

3. Kemasan Ramah Lingkungan

Kardus pengemas terbuat dari limbah tandan kosong kelapa sawit (EFB) dan tidak menggunakan plastik virgin oil. Unicharm juga berkolaborasi dengan PT Oji Sinarmas Packaging untuk inovasi bahan kemasan daur ulang.

Sementara itu, Veronika Krasnasari, influencer dan penggiat lingkungan, menambahkan bahwa kesadaran terhadap dampak konsumsi pribadi terhadap lingkungan harus terus ditingkatkan. 

“Penggunaan produk ramah lingkungan sangat penting untuk keberlanjutan karena membantu mengurangi dampak negatif pada alam,” tuturnya.

Unicharm juga memperkenalkan sistem perhitungan carbon footprint untuk pertama kalinya. Melalui sistem ini, mereka dapat mengukur dan memantau emisi gas rumah kaca yang dihasilkan sepanjang siklus hidup produk, dari produksi bahan baku hingga tahap pembuangan.

Hasilnya menunjukkan pengurangan emisi karbon hingga 15% untuk varian 23 cm dan 18% untuk varian 29 cm, khususnya berkat pengurangan signifikan pada tahap pengadaan bahan.

Takumi Terakawa, Presiden Direktur PT Uni-Charm Indonesia Tbk, menyampaikan, “Melalui pemanfaatan bio material dan inisiatif penghitungan carbon footprint, kami ingin mendorong konsumen untuk mulai dari langkah kecil demi kebaikan lingkungan. Kami akan terus menghadirkan produk-produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga mendukung kelestarian bumi.”

Dengan inovasi seperti ini, pembalut ramah lingkungan tidak lagi sekadar alternatif, tetapi menjadi standar baru dalam gaya hidup modern yang peduli pada planet dan kesehatan pribadi. Sebuah langkah kecil yang membawa perubahan besar.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI